Pemerintah diminta serius perhatikan kelangkaan bahan pangan jelang bulan suci Ramadan.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)
“Di sejumlah daerah sudah mulai terjadi krisis pangan. Hal ini harus segera diatasi. Jangan sampai rakyat semakin menderita,” katanya. Menurutnya, menjelang dan selama Ramadan, biasanya permintaan pasar terhadap kebutuhan pangan cukup tinggi.
Sehingga pemerintah jangan terlambat dan slow respon, karena fenomena ini terjadi tahunan. Untuk saat ini menjadi lebih serius, karena sejumlah bahan pokok naik harga dan langka di pasaran.
Tingginya harga bahan pokok, tentu sangat membebani masyarakat. Sebab, sejak terdampak pandemi Covid-19, masyarakat masih berjuang keras agar ekonomi domestik dapat bergerak,” ujarnya.
Keluhan warga di berbagai daerah terhadap langkanya minyak goreng, tingginya harga daging ayam, pasokan tempe tahu yang semakin sedikit, serta melonjaknya harga daging sapi serta tingginya harga sayuran, termasuk cabai, bawang serta jenis komoditi lainnya menjelang Ramadan, harus direspon dengan cepat.
“Selain pasokan pangan yang kurang, kenaikan harga juga melambung di luar akal sehat. Untuk itu, pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi kerawanan pangan yang terjadi merata di seluruh daerah di Indonesia,” tandasnya.
Dia juga meminta pemerintah segera memperbaiki skema distribusi pangan untuk mengantisipasi kerawanan. “Sebab sektor pangan menjadi prioritas karena menyangkut hajat hidup orang banyak, dan menjadi bagian dari kedaulatan pangan bangsa,” tegasnya.