Kenaikan harga minyak goreng memberikan andil pada inflasi sebesar 0,04 persen.
Ilustrasi minyak goreng. (Foto: Kadin DKI Jakarta)
“Sehingga harga diserahkan kepada mekanisme pasar, sehingga menunjukkan kenaikan harga di bulan Maret 2022 dibandingkan dengan Februari 2022. Hal itu membawa andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam telekonferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/4).
Menurutnya, selain minyak goreng, komoditas penyumbang inflasi berasal dari cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas dan perhiasan. Dikatakan, tingkat inflasi tahun kalender Maret 2022 sebesar 1,20 persen.
“Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2022 terhadap Maret 2021) sebesar 2,64 persen. Jika dilihat secara bulanan, inflasi sebesar 0,66 persen merupakan inflasi yang tertinggi sejak Mei 2019,” ujarnya.
Dimana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 0,68 persen. Kemudian secara year on year, inflasi di Maret ini sebesar 2,64 persen, tertinggi sejak April tahun 2020. Dimana pada saat itu terjadi inflasi tahunan sebesar 2,67 persen.
“Tren kenaikan harga minyak goreng kemasan dan minyak goreng curah terjadi sejak Oktober 2021 hingga Maret 2022. Pada Februari 2022, pemerintah menetapkan Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET,” tandasnya.
Sehingga terjadi deflasi -0,11 persen pada harga minyak goreng. Bila dilihat menurut kelompok pengeluaran, maka makanan, minuman dan tembakau memberikan andil terbesar ke inflasi Maret 2022, yaitu 0,38 persen.
“Kelompok ini mengalami inflasi 1,47 persen. Selain minyak goreng, komoditas yang berperan memberikan andil pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu cabai merah yang memberikan andil sebesar 0,10 persen,” tegasnya.
Terbatas
Cabai merah mengalami inflasi cukup tinggi. Hal itu disebabkan suplai terbatas karena pergeseran musim. Pada Maret ini, seharusnya sudah kemarau tetapi masih ada hujan.
“Sedangkan komoditas telur ayam ras memberikan andil sebesar 0,04 persen pada inflasi Maret 2022. Dari hasil pemantauan BPS di lapangan, ditemukan bahwa kenaikan harga pakan ternak ayam mengalami kenaikan,” tuturnya.
Sehingga telur ayam ras harganya juga mengalami peningkatan. Sedangkan kelompok pengeluaran kedua yang memberikan andil inflasi yaitu perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga.
“Yang mana memberikan andil ke inflasi sebesar 0,08 persen. Kelompok ini mengalami inflasi 0,41 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen dan sewa rumah sebesar 0,01 persen,” ucapnya.
Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu subkelompok listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,25 persen. Adapun yang terendah yaitu subkelompok penyediaan air dan layanan perumahan lainnya sebesar 0,02 persen.
“Berikutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil ke inflasi 0,07 persen pada Maret 2022. Kelompok ini mengalami inflasi 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu emas perhiasan sebesar 0,04 persen,” imbuhnya.