Perbincangan tentang penundaan pemilu dan jabatan presiden tiga periode, sangat tinggi pada akhir Februari hingga awal Maret 2022.
Tangkapan layar Founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi dalam diskusi Gelora Talk bertema Heboh Gonjang Ganjing Tunda Pemilu: Apa Kata Survei, Rabu (23/3). (Foto: Sakti)
“Terutama didorong pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, yang mengklaim 110 juta netizen mendukung penundaan pemilu,” kata founder Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi dalam diskusi Gelora Talk bertema Heboh Gonjang Ganjing Tunda Pemilu: Apa Kata Survei, Rabu (23/3).
Menurutnya, banyak perbincangan didorong tingginya penolakan warganet atas wacana tersebut. Kemudian, pemberitaan sangat tinggi pada 7 Maret dengan 1.918 mentions.
“Hal itu didorong komentar Presiden Joko Widodo, bahwa dia patuh pada konstitusi. Publik mengkritisi respon presiden, yang dinilai berbeda pada wacana tiga periode,” ujarnya.
Sebab pada 2019, Jokowi sebut wacana tiga periode menampar mukanya, Namun belakangan Presiden sebut wacana itu sebagai bagian dari demokrasi. Netizen terlihat kompak menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
“Selain mengamplifikasi pemberitaan dan pernyataan para tokoh yang menolak penundaan pemilu hingga 2027, netizen juga mengkritisi berbagai dukungan atas wacana perpanjangan masa jabatan Presiden,” tandasnya.
Negatif
Mereka yang kontra adalah akademisi, pengamat, politisi, pendukung pemerintah dan pro oposisi. Pembahasan dominan negatif. Muncul kritik pada Presiden Jokowi yang dinilai plin-plan.
“Juga kritik pada Luhut, yang dipercaya merupakan aktor di balik wacana perpanjangan masa jabatan,” paparnya Media online terlihat lebih banyak angkat suara penolakan tersebut,” tegasnya.
Argumentasi penolakan utamanya karena langgar konstitusi, cederai demokrasi, mengkhianati semangat reformasi dan membuka peluang masa jabatan presiden tak terbatas. Selain itu, menganggap tiga periode adalah rencana jahat, rezim takut jagoannya mungkin kalah.
“Warganet juga mengritik klaim Luhut tentang perpanjangan masa jabatan didukung ratusan juta netizen. Secara umum, publik percaya bahwa rezim ada di belakang ramainya wacana penundaan pemilu dan masa jabatan presiden tiga periode,” imbuhnya.
Tercatat, setidaknya ada 82 tokoh yang membicarakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Dari 82 tokoh tersebut, 78 persen diantaranya, justru suarakan penolakan.
“Selain itu, ada juga yang tolak perpanjangan tapi usulkan masa jabatan presiden tiga periode. Adapun argumentasi yang diangkat pendukung perpanjangan masa jabatan presiden maupun tiga periode adalah karena Covid-19, perbaikan kondisi ekonomi dan puas atas kinerja Jokowi,” jelasnya.