Pemerintah diminta lebih cepat dan sigap menormalkan kembali ketersediaan dan harga minyak goreng seperti sediakala. Terlebih sebentar lagi akan masuk bulan suci Ramadan.
Anggota DPD RI Fahira Idris. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)
“Dimana biasanya terjadi peningkatan permintaan bahan pokok, salah satunya minyak goreng,” kata anggota DPD RI Fahira Idris. Menurutnya, sampai hari ini masyarakat masih kesulitan mengakses minyak goreng dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Namun, ternyata kebijakan utama yakni domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO), tidak mampu menuntaskan persoalan minyak goreng. Sehingga, masyarakat belum bisa bernafas lega.
“Artinya di lapangan ada hambatan serius karena dua kebijakan tersebut tidak efektif. Pemerintah dengan kewenangan yang besar harusnya bisa cepat memberantas hambatan ini,” ujarnya.
Jangan sampai hingga nanti masuk Ramadan, persoalan minyak goreng belum juga selesai. Akibat tingginya permintaan, biasanya harga berbagai kebutuhan pokok jelang ramadan juga naik.
“Jika persoalan minyak goreng tidak cepat diselesaikan atau dibuat normal kembali, sungguh akan membebani masyarakat. Ada jutaan UMKM yang mengandalkan minyak goreng untuk memproduksi produknya, jangan sampai usaha mereka terhambat,” tandasnya.
Dia meyakini, pemerintah mempunyai kemampuan dan kewenangan yang optimal. Selain itu, sudah mengetahui persoalan utama kenapa persoalan minyak goreng masih terus berlarut.
“Oleh karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah keberanian dan kecepatan bertindak memutus lingkaran yang membuat masyarakat sulit mengakses minyak goreng sesuai HET,” tegasnya.
Sebab, jangan sampai rakyat berpikir pemerintah tidak berdaya menyelesaikan persoalan minyak goreng yang sudah belarut-larut ini. Dia masih meyakini pemerintah mempunyai kemampuan yang optimal menyelesaikan persoalan tersebut.
“Hanya saja, butuh kecepatan yang optimal untuk memutus rantai yang membuat minyak goreng sulit diakses. Saya berharap sebelum Ramadan persoalan minyak goreng ini bisa tuntas dan kembali normal seperti sediakala,” tukasnya.