Akibat pergerakan tanah yang terjadi di Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, beberapa rumah warga mengalami kerusakan akibat gerusan arus Sungai Ciwaringin..
Kondisi rumah warga yang roboh akibat pergerakan tanah di Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon (foto: Antara)
Didi, 45, warga Desa Ciwaringin mengatakan akibat pergerakan tanah, ada enam rumah warga yang mengalami rusak parah dan empat lainnya rusak ringan.
“Yang rusak parah ada enam rumah, dan empat lainnya rusak ringan,” jelas Didi, Senin (7/3/2022).
Didi mengatakan, pergerakan tanah yang terjadi di wilayahnya itu sudah sering terjadi selama bertahun-tahun. Sehingga ada beberapa warga yang berada dipinggir Sungai Ciwaringin mengaku sudah kehilangan rumah tinggal.
"Tahun ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya," ucap Didi
Didi menambahkan, dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, karena warga sudah mengungsi terlebih dahulu, sebelum rumah mereka mengalami kerusakan parah hingga ambruk.
“Kalau musim hujan tiba, pasti ada bunyi retakan tanah. Dan rumah warga semakin rusak parah,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ciwaringin, Wawan Kurniawan, mengaku, tanah bergeser sudah sering dikeluhkan warga sebelum dirinya menjabat. "Sebelum saya menjabat, keluhan ini sudah ada," kata Wawan.
Menurutnya, ada sekitar 15 rumah warga yang sudah terdampak pergerakan tanah. Jika ditotal secara keseluruhan, diperkirakan kerugian akibat tanah bergerak ini, mencapai sekitar Rp 600 juta.
“Saat ini, kita sedang upayakan pemindahan korban terlebih dahulu, ke rumah yang lebih layak," katanya.