Dua Hal ini Diyakini Bisa Perbaiki Kondisi Bangsa

Sistem tata negara yang ada di Indonesia saat ini, dinilai sudah jauh meninggalkan watak dan DNA asli sejarah lahirnya bangsa.

Dua Hal ini Diyakini Bisa Perbaiki Kondisi Bangsa

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)

Wowsiap.com - Amandemen konstitusi ke-5 atau kembali ke naskah asli UUD 1945 untuk kemudian dilakukan penyempurnaan melalui addendum, dinilai sebagai langkah untuk memperbaiki kondisi bangsa. Apalagi, sistem tata negara yang ada di Indonesia saat ini sudah jauh meninggalkan watak dan DNA asli sejarah lahirnya bangsa.

“Juga sudah jauh meninggalkan dan melupakan cita-cita luhur para pendiri bangsa,” kata Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Gedung Nusantara V, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (12/2). 

Hal itu dismpaikannya saat memberikan Orasi Kebangsaan pada Milad ke-75 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurutnya, jika ingin melakukan revitalisasi peran strategis untuk Indonesia yang adil, makmur dan beradab, maka HMI harus ikut menggugah kesadaran publik.

“Bahwa Indonesia hari ini sudah jauh meninggalkan Pancasila sebagai way of life bangsa. Sekarang bola saya lemparkan kepada kader-kader HMI di seluruh Indonesia. Apa yang harus kita lakukan dalam kondisi dan situasi bangsa seperti ini,” ujarnya.

Dijelaskannya, pendiri bangsa yang terdiri dari kaum terdidik, tokoh agama dan ulama, kaum pejuang kemerdekaan serta kaum pergerakan, pada tanggal 18 Agustus 1945 sepakat menganut sistem demokrasi Pancasila untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dimana demokrasi Pancasila berbeda dengan Isme-Isme yang ada, seperti liberalisme dan kapitalisme di Barat atau komunisme di Timur.

“Itulah mengapa pada Konstitusi asli - sebelum dilakukan Amandemen tahun 2002 - MPR adalah lembaga tertinggi negara, yang menjadi perwujudan kedaulatan rakyat dari semua elemen bangsa ini. Baik itu elemen partai politik, TNI-Polri, elemen daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke dan elemen golongan-golongan,” tandasnya. 

Suasana Kebatinan
Melihat keadaan saat ini, lanjutnya, dia ingin mengajak semua pihak merasakan suasana kebatinan para pendiri bangsa. Seandainya mereka hadir dan melihat Indonesia hari ini, apakah mereka akan bangga atau tidak.

“Apakah cita-cita luhur dan hakiki dari lahirnya bangsa ini sudah terwujud? Atau sebaliknya, mereka akan menangis melihat arah perjalanan bangsa ini yang semakin menjadi bangsa yang liberal kapitalistik,” tegasnya.

Oleh karena itu, semua elemen harus berani bangkit dan berani melakukan koreksi untuk Indonesia yang lebih baik, yang berdaulat, berdikari dan mandiri. Sehingga tujuan hakiki dari lahirnya negara ini, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia bisa terwujud. 

“Yang pasti kerusakan ini harus disudahi. Dan semuanya harus berpikir sebagai negarawan. Harus memikirkan nasib anak cucu nanti. Karena seorang negarawan tidak pernah berpikir tentang next election, tetapi berpikir tentang next generation,” tukasnya.

amandemen konstitusi UUD naskah asli negara bangsa