Health Tourism Menguntungkan dan Hemat Devisa

Gagasan health tourism yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dinilai bisa menjadi momentum baik bagi pemerintah. Khususnya dalam membangun ekosistem kesehatan di Indonesia.

Health Tourism Menguntungkan dan Hemat Devisa

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. (Foto: dpr.go.id)

Wowsiap.com - Gagasan health tourism yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dinilai bisa menjadi momentum baik bagi pemerintah. Khususnya dalam membangun ekosistem kesehatan di Indonesia.

“Apalagi setiap tahun hampir Rp 100 triliun devisa Indonesia ‘dibuang’ ke negara lain hanya untuk berobat atau sebatas check up,” kata anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, Kamis (6/1). Menurutnya, Angka tersebut tidak akan terbuang ke luar negeri kalau gagasan health tourism berjalan.

Sebab, devisa tersebut menguap ke negara lain, akibat begitu banyaknya warga negara Indonesia yang pergi ke luar negeri. Khususnya dalam mencari alternatif pengobatan, dengan menggunakan rumah sakit negara lain.

“Itu sebuah angka yang fantastis, tentu kita tidak boleh diam devisa yang begitu besar menguap ke negara lain. Sedangkan kita tidak kalah sumber daya manusianya. Dimana dokter ahli kita dengan negara Malaysia atau Singapura,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, health tourism sangat menjanjikan. Karena nantinya masyarakat Indonesia tidak perlu mengeluarkan uang dengan jumlah banyak untuk berobat ke negara tetangga, seperti Malaysia atau Singapura. 

“Gagasan tersebut juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Apalagi bila fasilitas teknologi rumah sakit di tanah air memungkinkan, tentunya hal tersebut menjadi sesuatu hal yang sangat positif,” tandasnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menambahkan, pembangunan rumah sakit internasional di Bali menjadi langkah tepat bagi pemerintah. Khususnya Kementerian BUMN untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, termasuk pelayanan kesehatan maupun pariwisatanya.

“Kemudian, sistem manajemen yang trademarknya dengan negara lain tidak beda jauh, juga bisa menjadi potensi. Sehingga warga negara Indonesia yang mendapat ujian sakit atau sebatas general check up,  tidak perlu pergi ke luar negeri,” tegasnya.

Keuntungan
Dia menambahkan, bila nantinya di Bali dibangun fasilitas seperti itu, tentu akan sangat positif. Sebab jika health tourism dapat berjalan, maka akan ada dua keuntungan yang didapatkan Indonesia.

“Yakni menghemat devisa dan mendapatkan pemasukan dari kunjungan wisatawan mancanegara,” ucapnya. Sebab, Indonesia bisa menarik warga negara tetangga untuk bisa masuk ke Indonesia.

Baik untuk berwisata, sekaligus untuk check up maupun berobat. Karenanya, Rahmad menganggap gagasan health tourism yang diinisiasi oleh Erick Thohir tersebut patut disambut baik. 

“Karena, gagasan ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Komisi IX DPR soal memfasilitasi rumah sakit bertaraf internasional. Secara prinsip, gagasan tersebut kita sambut baik. Sehingga, pemerintah bisa memfasilitasi pembangunan rumah sakit bertaraf internasional, baik secara manajemen, SDM maupun teknologi,” imbuhnya.

Sebagai pionir, lanjutnya, rumah sakit tersebut bisa dibangun di Bali. Namun dia menyarankan agar pemerintah tidak hanya membangun rumah sakit bertaraf internasional di Bali saja. Akan tetapi, rumah sakit berkelas internasional juga perlu dibangun di Jakarta sebagai pusat ibukota negara.

Seperti diketahui, gagasan Erick Thohir soal health tourism dengan pembangunan RS internasional di Bali, menjadi tanda pemantik untuk dimulai konsep wisata kesehatan. Hal itu mengingat Bali adalah surga wisata dunia dan telah memiliki infrastruktur yang lengkap, seperti bandara, jalan tol, hotel dan infrastruktur memadai lainnya.

Health Tourism Kesehatan wisata Bali berobat