Guru Besar Gizi Masyarakat FKM Universitas Indonesia Sandra Fikawati mengatakan, faktor genetik berperan sekitar 20 persen dalam pertumbuhan bayi.
Guru Besar Gizi Masyarakat FKM Universitas Indonesia Sandra Fikawati. (Foto: Susilo)
“Sehingga, gizi adalah faktor eksternal yang harus disiapkan sejak awal. Yakni sejak ibu hamil, menyusui, saat bayi lahir hingga umur 1000 hari dan usia anak hingga 7000 hari,” katanya dalam Gelora Talks Spesial Hari Ibu bertema Gelorakan Gen-170, Ibu Sehat Bayi Hebat di Teras Kota Entertaintment Center, BSD City, Kota Tangerang Selatan, Rabu (22/12)
Sehingga menurutnya, faktor genetik yang baru muncul di usia 9 tahun, menjadi tidak berperan. Selama ini, ada pendapat yang salah terkait tinggi badan orang Indonesia yang mayoritas pendek dan tidak bisa diperjuangkan.
“Pendapat seperti itu sangat salah, karena dari awal mayarakat kurang mendapatkan gizi yang mencukupi. Namun bila gizi yang mencukupi sudah bisa diberikan dari awal, maka genetik tidak lagi berperan,” ujarnya.
DIa menambahkan, isu stunting merupakan isu besar. Sehingga, seharusnya, semua pihak melawannya secara konsisten. Mulai dari ibu hamil sehat, dimana harus mendapatkan gizi yang cukup. Kemudian, bayi yang lahir sehat mendapatkan ASI eksklusif dari ibu yang juga sehat.
“Sebab, sekalipun bayi mendapatkan ASI eksklusif dari ibu yang tidak sehat, maka produksi ASI-nya tidak akan mencukupi. Pemberian ASI eksklusif dari ibu yang gizinya kurang baik justru membuat anaknya mengalami stunting,” tandasnya.
Padahal, kata dia, stunting bisa dihindari bila gizi ibu hamil dan ibu menyusui tercukupi. Kemudian setelah berusia setahun, bayi harus mendapatkan protein hewani yang memadai.