Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengaku telah memberikan peringatan dini melalui pos pengamatan di Gunung Sawur.
Tangkapan layar diskusi virtual Gelora Talk bertema Climate Change: Mitigasi Bencana dan Solidaritas Kita, Rabu (8/12). (Foto: Susilo)
“Dimana laporan dibuat setiap 24 jam dan dikirim ke instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Lumajang,” kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG I Gede Suantika dalam diskusi virtual Gelora Talk bertema Climate Change: Mitigasi Bencana dan Solidaritas Kita, Rabu (8/12).
Menurutnya, peringatan dini antara lain monitoring dan kejadian pemetaan bahaya dari kejadian bencana masa lalu. Dimana jalur rawan bencana memang tidak berubah terlalu jauh.
“Sehingga perlu dipertimbangkan penataan ruang untuk Gunung Semeru yang dilakukan di Gunung Merapi. Namun, akan sangat banyak yang harus dilakukan,” ujarnya. Sebab, monitoring adalah upaya jangka pendek yang harus dilakukan.
Sedangkan untuk jangka panjang, dinilainya lebih penting. Karena sekitar 30 atau 40 tahun mendatang, erupsi akan terulang kembali. “Jalurnya juga akan itu-itu juga. Segera lakukan penataan ruang, sehingga jalur tersebut hanya untuk pertanian dan bukan untuk hunian tetap,” tandasnya.