Tuberkulosis atau TBC

Jakarta Timur dan Selatan Terbanyak Kasus TBC, Dinkes DKI Minta Semua Pihak Eliminasi TBC

Tuberkulosis atau TB atau TBC merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrcobacterium Tuberculosis yang tak hanya menyerang paru-paru tetapi organ vital lainnya, seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening dan tulang.

Jakarta Timur dan Selatan Terbanyak Kasus TBC, Dinkes DKI Minta Semua Pihak Eliminasi TBC

Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tilar Vektor Zoonotik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Rosvita Nur Aini

Wowsiap.com - Tuberkulosis atau TB atau TBC merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrcobacterium Tuberculosis yang tak hanya menyerang paru-paru tetapi organ vital lainnya, seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening dan tulang. Serta termasuk penyakit menular.

Indonesia dilaporkan sebagai penyumbang penyakit Tuberkulosis (TBC) terbesar kedua di dunia, setelah India.

Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tilar Vektor Zoonatik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Rosvita Nur Aini, menjelaskan, penyakit TBC bukan hanya sekadar masalah kesehatan, sehingga strategi penanggulangan TBC melalui pendekatan sektor kesehatan saja tidaklah cukup.

"Salah satu strategi yang tepat dalam penanganan TBC, yakni akses layanan (Temukan Obati Sampai Sembuh) TOSS TBC yang bermutu, sehingga ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dan memutuskan mata rantai penularan penyakit TBC,” jelasnya di acara pelatihan bagi editor strategi pemberitaan TBC di Media di Hotel Hemangini, Kota Bandung, Jumat (20/5/2022) yang diprakarsai Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan Yayasan Pesona Jakarta (YPJ).

dr. Rosvita Nur Aini menerangkan jika Jakarta Timur dan Jakarta Selatan merupakan dua daerah di Ibu Kota ini tergolong terbanyak kasus TBC.

"Kita (Dinkes) menduga dua wilayah tersebut banyak ditemukan kasus TB salah satunya padat penduduk,"ungkapnya.

Dinkes Pemprov DKi tak memungkiri jika terjadi lonjakan kasus TB. dr. Rosvita Nur Aini menjelaskan hal tersebut dikarenakan pihaknya yang gencar ingin menemukan ada tidaknya kasus TB.

"Kita adakan kunjungan ke wilayah, ingin tahu apakah benar-benar turun  dan apakah tak ditemukan adanya kasus TB. Karena upaya kita itulah, prosentase kasus TB naik atau meningkat dalam tujuh tahun terakhir mulai tahun 2015," akunya.

"Untuk tahu angka kasus TB, kita menggunakan Insiden Report per 1.000 penduduk," sambungnya.

Angka kejadian kasus TB
terus meningkat secara drastis, karena itu dr. Rosvita Nur Aini meminta semua pihak bersama-sama eliminasi TB sudah tak ada lagi di tahun 2030.

 

TB TBC mycrcobacterium Tuberculosis Sub Koordinator Urusan Penyakit Menular Tilar Vektor Zoonotik Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Rosvita Nur Aini Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh TOSS TBC