Tuberkulosis atau TBC

Pasien TB RO Luar Wilayah Cengkareng Tetap Diterima RSUD Cengkareng dan akan Dilayani dengan Baik

Tuberkulosis (TB) atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Pasien TB RO Luar Wilayah Cengkareng Tetap Diterima RSUD Cengkareng dan akan Dilayani dengan Baik

Klinik TB RO RSUD Cengkareng Jakarta Barat

Wowsiap.com - Tuberkulosis (TB) atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. 

Bila tidak diobati, penderita TB akan meninggal, namun pasien TB dapat disembuhkan dengan minum obat secara lengkap dan teratur.

Tahun 1992, WHO menyatakan TB sebagai penyakit gawat darurat global. Menghadapi situasi ini, WHO menerapkan strategis DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse atau pengobatan jangka pendek dengan pengawasan lansung). 

Untuk mendeteksi dan menymbuhkan  pasien TBC, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjalankan strategi DOTS. 

Berikut ini strategi DOTS, pertama
komitmen politis (komitmen pimpinan), kedua penegakan diagnosis dengan pemeriksaan dahak penderita, ketiga obat tersedia secara berkesinambungan. 

Keempat pengobatan dan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) dan kelima pencatatan dan pelaporan untuk mempermudah pemantauan dan pembinaan. 

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng merupakan rumah sakit Kelas B yang berdiri pada tahun 1999 mengikuti program Pemerintah dengan strategi DOTS. 

"Sejak tahun 2020 sudah berjalan dengan baik pelayanan TB RO di RSUD Cengkareng, dan merupakan RS rujukan TB RO di wilayah Jakarta Barat," kata dr.Hermawan, Sp.P, dokter spesialis penyakit paru RSUD Cengkareng, pada Kamis (14/7/2022). 

RSUD Cengkareng menerima rujukan jika pasien terindikasi TB MDR atau TB RO dari puskesmas wilayah Jakarta Barat  untuk pemeriksaan lanjutan. 

Sebagai rumah sakit rujukan di Jakarta Barat, RSUD Cengkareng  memberikan layanan TB RO semaksimal mungkin, dan kemudian mengupayakan agar tidak terjadi kejadian putus obat bagi yang berobat. 

"Pelayanan di Poli TB RO dilakukan secara komperhensif, mulai dari awal pasien datang dan dinyatakan TB RO, persiapan minum obat, penentuan rejimen pengobatan oleh TAK (Tim Ahli Klinis), pemantauan minum obat oleh Nakes dan LSM PETA (Pejuang Tangguh) dan Penabulu, pemantauan efek samping obat, dan pendekatan pengobatan ke faskes satelit yang dekat dengan domisili pasien (desentralisasi), serta edukasi untuk komitmen menjalani pengobatan," ungkap dr.Hermawan, Sp.P 

Untuk menegakkan diagnostic, lanjut dr. Hermawan, Sp.P, ada mesin TCM (Tes Cepat Molekuler).

"Sudah ada ruangan periksa untuk pasien TB RO. Kemudian ruang tunggu pasien TB RO yang terpisah dengan pasien lainnya, untuk mengurangi mobilisasi dan penularan terhadap pasien lain maka proses pendaftaran dilakukan oleh admin TB RO, proses pemeriksaan dilakukan dengan alur dokter TAK (dokter Spesialis) yang mendatangi langsung ke poli TB RO. Tersedianya obat-obatan dan pemberian obat yang dikirim oleh petugas Apotik ke poli TB RO," dr.Hermawan, Sp.P menjelaskan. 

Dalam penanganan TB, dikatakan dr.Hermawan, Sp.P, pasti ditemukan 
hambatan. Pengobatan TB RO yang lama selama sembilan bulan, dan efek sampingnya yang banyak menyebabkan ada pasien yang tidak datang untuk pengobatan, sehingga bisa terjadi kejadian putus obat.

Namun RSUD Cengkareng berkomitmen mengobati secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TB. 

"Pasien pasti ada yang mengeluh dengan keluhannya masing-masing jika mengalami alergi dari  obat yang diminum. Tim RO RSUD Cengkareng memintap pasien kembali ke Klinik TB RO untuk mendapatkan terapi alergi dan obat pengganti. Jika pada waktu tutup Klinik TB RO pasien bisa mengakses klinik terdekat atau Rumah Sakit Vertikal rujukan khusus TB RO (RS Persahabatan dan RS Islam Cempaka Putih) untuk mendapat penanganan lanjutan," dr. Hermawan, Sp.P menjelaskan. 

"Di RSUD Cengkareng tingkat kesembuhan pasien TB RO sejak tahun 2020, sekitar 80-90%, totalnya ada 33 pasien.Yang masih menjalani pengobatan ada 34 pasien," dr. Hermawan, Sp.P mengungkapkan. 
RSUD Cengkareng, kata dr. Hermawan, Sp.P, mengupayakan ruang khusus untuk perawatan rawat inap untuk pasien TB RO.

Dengan pelayanan yang ada sekarang ini, RSUD memiliki harapan kepada Pemerintah adalah obat-obatan harus selalu tersedia sampai pengobatan selesai, jangan sampai kekurangan obat atau datangnya terlambat.

RSUD Cengkareng pun mengapresiasi pendampingan untuk pasien terutama dari keluarga, kemudian dari tenaga kesehatan, ada juga dari LSM seperti PETA (Pejuang Tangguh) dan PenaBulu.

"Saran saya untuk pasien TB RO yang sudah sembuh adalah untuk tetap kontrol berkala sesuai yang dijadwalkan oleh RS, dan menjalani hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga sesuai kemampuan. Bagi pasien yang masih menjalani pengobatan harus tetap komitmen untuk tetap menjalankan pengobatannya dan menjalankan hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi," pinta dr. Hermawan, Sp.P.

Terkait pasien TB RO dari luar wilayah Jakarta Barat, dr. Hermawan, Sp.P mengatakan untuk saat ini memang berdasarkan wilayah, tetapi bila ada pasien dari luar wilayah ingin berobat di RSUD Cengkareng, tetap diterima dan akan dilayani dengan baik.

Berita terkini Tuberkulosis TB TBC penyakit menular kuman Mycobacterium tuberculosis WHO DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse Kemenkes TB RO pasien TB RO RSUD Cengkareng Pengawas Menelan Obat PMO dr.Hermawan Sp.P dokter spesialis penyaki