Anggaran Penelitian Perlu Ditingkatkan untuk Pengembangan Inovasi dan Teknologi

Untuk menjadi bangsa yang inovatif, Indonesia perlu menaikkan anggaran penelitian sampai 10 kali lipat.

Anggaran Penelitian Perlu Ditingkatkan untuk Pengembangan Inovasi dan Teknologi

Bedah buku berjudul Pesan Islam Menghadapi Krisis. (Gelora Media Center)

Wowsiap.com - Dari segi populasi, Indonesia adalah nomor empat terbesar di dunia. Tapi dari segi sains dan teknologi, Indonesia berada di nomor 48. Bahkan, indeks inovasi Indonesia berada di angka 70-an.

“Kita negara besar, tapi dana penelitian kita hanya sekitar 0,1 atau 0,2 persen dari total GDP kita. Jadi perlu ada perhatian yang serius dari segi kebijakan, untuk terus mendorong pengembangan penelitian dan inovasi,” kata Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M. Sc di Makassar, kemarin.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam bedah buku berjudul Pesan Islam Menghadapi Krisis. Menurutnya, untuk menjadi bangsa yang inovatif, Indonesia perlu menaikkan anggaran penelitian sampai 10 kali lipat.

Adapun pemerhati dunia Islam Prof. Dr. Arifuddin Ahmad M.Ag berharap ada perbaikan sistem politik. Termasuk penempatan wakil rakyat dalam setiap komisi, yang harus sesuai dengan kapasitasnya.

“Dan bukan karena alasan lain,” ujarnya. Sementara dosen Universitas Muhammadiyah Makassar Luhur A Priyanto menegaskan, para politisi saat ini lebih banyak menggunakan sembako daripada ide-idenya. 

“Elit politik sekarang banyak yang terjebak pada soal teknis kekuasaan. Terus menerus bagi sembako, tapi tidak ada idenya,” tandas dia. Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyatakan, kelahiran partainya dalam situasi krisis global seperti saat ini, bertujuan untuk menjadi solusi.

“Dunia atau sistem sekarang ini sedang mengalami penyakit komplikasi seperti orang tua. Satu penyakit ditangani, penyakit lain yang muncul. Ini seperti berobat tapi tidak ada harapan untuk sembuh,” tegasnya.

Sistemik
Dia menambahkan, persoalan global sekarang adalah persoalan krisis sistemik. Yang mana hanya bisa diselesaikan oleh agama. Sebab, ada banyak ajaran agama yang hanya dapat dipahami, ketika dia bertemu dengan benturan-benturan kehidupan manusia.

“Kenapa kita menawarkan agama dalam menangani krisis? Karena agama tidak turun dalam ruang kosong. Sebab, ajaran agama ini dapat diaplikasikan dalam semua situasi,” ucapnya.

Dikatakan, sistem global saat ini adalah mengedepankan ide tentang pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya menyebabkan ekploitasi dan kerusakan lingkungan. Hal itu karena kesejahteraan yang dinikmati Barat sekarang, ongkosnya adalah penderitaan di tempat lain.

“Jadi coba perhatikan isyarat agama tentang kelompok elit yang hidupnya bermewah-mewah, sebagai sebab suatu kaum itu dihancurkan.

 

penelitian anggaran teknologi sembako agama