Perubahan Iklim Berpotensi Turunkan Produktivitas Sektor Pertanian

Potensi menurunnya produktivitas sektor pertanian tanaman pangan akibat perubahan iklim, akan menghadirkan tantangan serius bagi masa depan generasi anak-cucu.

Perubahan Iklim Berpotensi Turunkan Produktivitas Sektor Pertanian

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Dok. Pribadi)

Wowsiap.com – Potensi menurunnya produktivitas sektor pertanian tanaman pangan akibat perubahan iklim, akan menghadirkan tantangan serius bagi masa depan generasi anak-cucu. Strategi negara-bangsa untuk merespons tantangan itu idealnya mulai dirumuskan dan disepakati sejak sekarang.

“Demi konsistensi serta ketaatan penyelenggara pemerintahan, kesepakatan atas strategi pembangunan sektor pertanian tanaman pangan itu, akan ditetapkan dalam Pokok-pokok Halauan Negara (PPHN),” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Senin (11/7).

Karena berfungsi sebagai arah dasar pembangunan nasional, lanjutnya, maka PPHN patut dan wajib memberi penekanan khusus. Terutama tentang masa depan aspek ketahanan pangan negara-bangsa. 

“Masalah ini perlu mendapat perhatian khusus, karena perubahan iklim dengan segala eksesnya berpotensi melemahkan ketahanan pangan nasional di masa depan. Para ahli, termasuk Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), sudah membuat penelitian dan perkiraan tentang dampak perubahan iklim terhadap sektor tanaman pangan di dalam negeri,” ujarnya.

Penelitian itu mengingatkan, semua elemen masyarakat bahwa akan terjadi penurunan produksi tanaman pangan akibat pola musim yang tak menentu. Karena banjir atau durasi kekeringan yang panjang, produksi tanaman pangan di Jawa berpotensi turun sekitar 5 persen pada 2025, dan 10 persen pada 2050.

“Maka, PPHN harus menyikapi dan menetapkan masa depan ketahanan pangan nasional sebagai target negara-bangsa, agar semua komponen bangsa peduli. Selain itu, aspek ketahanan pangan nasional di masa depan harus ditetapkan dalam PPHN,” tandasnya.

Konsisten
Hal itu agar setiap penyelenggaran pemerintahan, baik pusat maupun daerah, taat dan konsisten bekerja mewujudkan ketahanan pangan. Apalagi, ekses perubahan iklim tampak begitu nyata sepanjang dasawarsa terakhir ini.

“Ekses itu bahkan dirasakan pada hampir semua aspek kehidupan, dan merata di seluruh dunia. Ditandai oleh naiknya suhu permukaan bumi, perubahan iklim. Hal itu menyebabkan terjadinya kekacauan pola musim,” tegasnya.

Menurutnya, pola musim yang sulit diprediksi tentu saja berdampak signifikan pada sektor pertanian tanaman pangan. Dari aspek kesuburan, daya dukung lahan terus menurun. Hasil penelitian para ahli juga menyebutkan bahwa dari aspek volume, ketersediaan air pun semakin berkurang dengan kualitas yang terus menurun.

“Gangguan pada sektor pertanian tanaman pangan bertambah dengan munculnya faktor perusak seperti hama wereng batang coklat. Sebagaimana dijelaskan para ahli, hama wereng batang coklat merupakan hama tanaman padi,” imbuhnya.

Hama ini tumbuh-kembang pada lingkungan mikroklimat (iklim mikro) yang lembab. Salah satu penyebab kelembaban lingkungan adalah tingginya curah hujan pada periode kemarau.

“Kecenderungan seperti itu mengakibatkan produktivitas sektor pertanian pun terus menurun dari waktu ke waktu. Bahkan, publik pun tentu sudah pernah menyimak pemberitaan tentang gagal panen yang dialami para petani tanaman pangan di beberapa daerah di dalam negeri,” tuturnya.

Upaya beradaptasi dengan coba merubah musim tanam pun menjadi tidak mudah karena cuaca yang serba tak menentu itu. 

 

perubahan iklim pangan pertanian lingkungan cuaca