Pemerintah diminta konsisten terkait diluncurkannya produk minyak goreng ekonomis bermerek MINYAKITA oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Dan bukan sekedar pencitraan untuk menyenangkan masyarakat sesaat. Kemendag harus konsisten dengan harga minyak goreng MINYAKITA Rp 14.000 per liter. Jangan belum apa-apa, kelak sudah dinaikkan di atas harga eceran tertinggi (HET), kata Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto, Kamis (7/7).
Meski demikian, dia mengaku pesimis Kemendag mampu menjaga harga MINYAKITA tetap stabil. Karena pengalaman sebelumnya menunjukkan demikian.
“Program MINYAKITA kan sudah ada sejak lama. Bukan program baru yang ujug-ujug digagas Mendag Zulkifli Hasan. Namun minyak goreng merek ini kemudian hilang tak terdengar di pasaran,” ujarnya.
Ditengarai penyebabnya, karena kurang mampu bersaing dan diterima masyarakat. Kini dimunculkan kembali dengan harga sesuai HET. Karenanya, dia pesimis MINYAKITA dapat bertahan dengan harga sesuai HET.
“Karena dibandingkan dengan harga minyak goreng curah, tentunya biaya pokok produksi MINYAKITA termasuk pengemasannya diperkirakan lebih mahal dari minyak goreng curah. Biaya pengemasannya saja bisa lebih dari Rp. 750 per buah,” tandasnya.
Tepat
Karenanya pemerintah wajib konsisten bila ingin mendorong MINYAKITA. Dimana sekarang adalah momentum yang tepat, karena harga CPO dunia sedang merosot dan bahan baku minyak goreng tersedia secara berlimpah.
Untuk diketahui, pemerintah melalui Kemendag secara resmi telah meluncurkan minyak goreng kemasan merek MINYAKITA yang dijual dengan harga Rp 14.000 per liter pada Rabu (6/7). Mendag Zulkifli Hasan dalam peresmiannya mengungkapkan bahwa kehadiran MINYAKITA itu untuk memudahkan masyarakat mendapatkan stok minyak goreng.
Zulhas menyampaikan bahwa dalam persoalan minyak goreng, pihak pengusaha maupun pemerintah menyadari rantai distribusi perlu minyak goreng curah perlu diperbaiki. Untuk itu, dengan hadirnya MINYAKITA, Zulhas berharap agar pendistribusian minyak goreng dengan harga sesuai HET dapat lebih lancar, melalui rantai distribusi seperti Si Gurih dan Warung Pangan.
Menurut Zulhas, bagi masyarakat yang berada di Indonesia Timur, yakni Sulawesi, Kalimantan, hingga Papua, di mana pendistribusian minyak goreng curah terkendala logistik, akan teratasi dengan minyak goreng kemasan sederhana yang baru diluncurkan.