Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sudah Sesuai Cita-Cita UUD NRI 1945

Langkah Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia sudah tepat. Karena merupakan bagian dari impelentasi nilai-nilai yang terkandung dalam UUD NRI 1945.

Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sudah Sesuai Cita-Cita UUD NRI 1945

Anggota Komite I DPD RI Hilmy Muhammad. (Biro Pemberitaan dan Media DPD RI)

Wowsiap.com - Langkah yang ditempuh oleh Presiden Joko Widodo dengan mengunjungi Ukraina dan Rusia, dianggap tidak efektif oleh sebagian pihak. Pasalnya, setelah kunjungan tersebut, Rusia masih melancarkan serangan ke Odessa, Ukraina. 

“Meski demikian, langkah Presiden Jokowi sudah tepat. Karena merupakan bagian dari impelentasi nilai-nilai yang terkandung dalam UUD NRI 1945,” kata anggota Komite I DPD RI Hilmy Muhammad, Minggu (3/7) 

Menurutnya, langkah tersebut juga sudah tepat dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Jokowi dinilai sangat memahami dan menjunjung tinggi UUD NRI 1945, yang di dalamnya menyatakan bahwa Indonesia harus berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia.

“Itu dasar hukum negara kita dan Presiden mempraktikkannya dengan sangat baik. Yang terpenting adalah usahanya. Mengenai hasilnya, kami mengajak seluruh masyarakat mendoakan perdamaian itu terwujud,” ujarnya.

Dikatakan, hasil adalah nomor dua, yang penting sudah diusahakan maksimal. Sehingga, dunia bisa kembali berdamai.

“Apa yang dilakukan Presiden Jokowi bukan hanya untuk kepentingan Indonesia, melainkan untuk perdamaian dunia. Saya optimis, bahwa nantinya perdamaian dapat terwujud,” tandasnya.

Antusias
Dalam kesempatan itu dia mengatakan, semua pihak bisa melihat bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin antusias atas kedatangan Jokowi. Sehingga menghasilkan berbagai kesepakatan.

“Keduanya tampak lebih mesra dibanding pemimpin negara lain, karena Presiden Jokowi tulus dengan proposalnya,” tegas Katib Syuriah PBNU tersebut. Selain itu, dia juga mengajak negara-negara lain mengikuti langkah Presiden

Karena sejauh ini, masih ada negara-negara yang sengaja membuat suasana di antara kedua negara tersebut semakin panas. Oleh karena itu, dia mengajak negara-negara lain juga mengikuti langkah Presiden.

“Jangan justru membuat semakin panas, dengan keberpihakan dan sokongan senjata. Kita tahu, apa kepentingan mereka dalam berpihak. Kita akan dapat melihat peradaban dunia yang indah, jika para pemimpin dunia dapat bersikap seperti Presiden kita dalam mewujudkan perdamaian,” ucapnya.

Sebab kalau tidak bisa membuat perdamaian, setidaknya jangan memancing peperangan terus terjadi. Melihat sejarah, perdamaian dalam peperangan tidak serta-merta dapat terhenti seketika meski sudah ada pihak yang berusaha mendamaikan.

“Kedua kepala negara yang berkonflik harus bertemu dan membuat kesepakatan. Hal ini pulalah yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda dulu. Kedua negara bertemu dan menandatangi perjanjian kedaulatan, hingga akhirnya Indonesia benar-benar terlepas dari penjajahan dan perang pun berakhir,” imbuhnya. 

Demikian pula dengan Rusia dan Ukraina. Dengan Presiden Jokowi mendatangi sekaligus mengundang langsung kedua presiden yang tengah berkonflik tersebut, ada harapan G20 menjadi momentum duduk bersama untuk membicarakan perdamaian.

“Terjadinya perang itu tidak seketika, proses perdamaiannya demikian juga. Tidak akan mudah dan memerlukan waktu yang tidak singkat, akan tetapi masa depan perdamaian terlihat lebih cerah dan mudah,” jelasnya.

Diantaranya persetujuan Putin soal distribusi pangan. Oleh karena itu, semua pihak perlu mendoakan momentum penting Indonesia menunjukkan perannya dalam mewujudkan perdamaian dunia menjelang akhir tahun ini.

 

perdamaian kunjungan Jokowi Ukraina Rusia