Makin Banyak Orang Tebar Berita Palsu untuk Merusak

Era post-truth hari-hari ini semakin banyak orang tidak bertanggungjawab dalam menggunakan media massa.

Makin Banyak Orang Tebar Berita Palsu untuk Merusak

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing. (Andri)

Wowsiap.com - Era post-truth hari-hari ini semakin banyak orang tidak bertanggungjawab dalam menggunakan media massa. Dimana mereka menebarkan berita palsu, untuk merusak kepentingan umum, merusak ketentraman masyarakat dan merusak negara.

“Itu yang saya lihat dengan menyebarkan informasi palsu tentang Badan Intelijen Negara (BIN) menggunakan mortir dari Serbia di Papua,” kata pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing di Jakarta, Sabtu (18/6).

Dia menduga, ada pihak yang dengan sengaja ingin melemahkan BIN. Entah untuk kepentingan politik atau untuk kepentingan lain yang belum jelas.

“Yang pasti, informasi yang palsu itu tidak muncul tiba-tiba. Dalam teori komunikasi, disinformasi itu sesuatu yang dirancang dan dilakukan dengan sengaja,” ujarnya.

Jadi, kata dia, tidak mungkin isu itu muncul begitu saja tanpa ada yang berkepentingan dan dengan sengaja melancarkannya. Terpisah, analis politik Boni Hargens menyayangkan adanya penyebaran hoaks macam itu di tengah situasi politik menjelang 2024 yang cenderung kurang stabil.

“Isu macam itu sengaja dihembuskan untuk memperkeruh suasana. Para pelaku tahu, situasi politik sedang kurang stabil. Karena partai-partai pemerintah sebagian sibuk berkampanye untuk 2024 dan hanya sebagian yang masih konsisten membantu presiden,” tandasnya.

Menurutnya, isu macam ini jelas untuk menciptakan destabilisasi politik. Karenanya, dia mengapresiasi ketegasan BIN dalam membantah isu tersebut.

“Pernyataan Pak Edmil selaku Deputi terkait di BIN sudah jelas. Kita harus apresiasi. Bahwa memang tidak ada penggunaan senjata macam itu oleh BIN. Artinya, ya case closed,” tegasnya.

Kalau masih ada yang menyebarkan fitnah macam ini, lanjutnya, jelas bertujuan merusak stabilitas bangsa dan ingin merongrong negeri dari dalam. Sebelumnya, BIN juga telah membantah penggunaan mortir dari serbia dalam serangan di Papua.

“Itu hanya berita palsu. BIN sama sekali tidak memiliki senjata yang dimaksud,” kata Deputi II BIN Mayjen (TNI) Edmil Nurjamil, Kamis (16/6).

 

informasi palsu merusak post-truth