Devisa negara hilang akibat pelarangan ekspor CPO dan turunannya sebesar Rp 27 triliun per bulan atau sekitar Rp 1 triliun per hari dari ekspor sawit. Belum lagi lunturnya kepercayaan mitra dagang luar negeri.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menyebutkan, per tanggal 11 Mei 2022, harga minyak goreng curah sedikit turun menjadi Rp 19.100 per kilogram dari sebelumnya Rp 20.100 per kilogram,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto, Kamis (12/5).
Namun menurutnya, harga tersebut masih jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 15.500 per kilogram. Dalam proses penurunan harga migor agar sesuai HET, pemerintah perlu meminimalisasi risiko kebijakannya bagi rakyat kecil.
“Khususnya petani sawit rakyat. Para petani harus dibela dan diberi insentif selama pelarangan ekspor tersebut berlangsung. Jangan dibiarkan menjadi korban kebijakan pemerintah,” ujarnya.
Dikatakan, insentif itu bisa berupa pembelian tandan buah segar (TBS) oleh pemerintah untuk biofuel, insentif pupuk dan berbagai insentif lainnya. Diperkirakan, adu kuat antara pemerintah dan pengusaha minyak goreng masih akan terus berlanjut hingga dua bulan ke depan.
“Sebab daya tahan pengusaha minyak goreng bergantung pada kapasitas tangki penyimpanan dan pengolahannya (refinery). Para pakar menyebut, rerata kapasitas penyimpanan sekitar 60 hari. Sedang kapasitas refinery bisa mencapai satu tahun,” tandasnya.
Sangat Mahal
Dia menambahkan, efek pelarangan eskpor CPO akan muncul secara signifikan pada enam minggu ke depan. Itu adalah waktu yang tidak pendek. Karena risiko yang harus ditanggung dari kebijakan larangan CPO tersebut sangat mahal.
“Untuk itu, saya mendesak Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri agar bekerja ekstra keras. Jangan business as usual. Sebab, setiap hari ‘argometer’ risiko kebijakan jalan terus,” tegasnya.
Untuk diketahui, harga TBS petani rakyat sudah anjlok. Di Riau, sebagai daerah lumbung sawit nasional, Tim Penetapan harga TBS untuk periode 11 - 18 Mei 2022, telah menyepakati harga sawit umur 10 - 20 tahun turun Rp 972,29 per kg menjadi Rp 2.947,58 per kg.
“Bisa dibayangkan harga TBS untuk daerah-daerah lain yang tidak punya program kemitraan sawit. Berdasar data Kementerian Pertanian pada 2021, total petani sawit sekitar 2,67 juta kepala keluarga,” ucapnya.
Sementara devisa negara hilang sebesar Rp 27 triliun per bulan atau sekitar Rp 1 triliun per hari dari ekspor sawit. Belum lagi lunturnya kepercayaan mitra dagang luar negeri, karena kebijakan yang diputuskan Presiden.
“Termasuk kekhawatiran terhadap nasib 16,2 juta pekerja industri sawit,” tukasnya.