Keuangan Babak Belur, Pabrik Tekstil Asal Solo Terancam Diusir dari Bursa

Beban operasional PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, masih berat. Industri tekstil yang sempat tercoreng skandal duit bantuan sosial (bansos), keuangannya megap-megap. Nyaris ditendang (delisting) dari lantai bursa.

Keuangan Babak Belur, Pabrik Tekstil Asal Solo Terancam Diusir dari Bursa

Presiden Jokowi kunjungi Sritex

Wowsiap.com - Beban operasional PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, masih berat. Industri tekstil yang sempat tercoreng skandal duit bantuan sosial (bansos), keuangannya megap-megap. Nyaris ditendang (delisting) dari lantai bursa.

Dikutip dari laporan keuangan perusahaan, Kamis (2/6/2022), sepanjang kuartal I-2022, Sritex mencatat kerugiam US$38,97 juta atau setara Rp565,19 miliar (kurs Rp14.500 per dolar AS).

Disampaikan bahwa rugi bersih emiten berkode SRIL itu, turun 94,74 persen ketimbang kuartal I-2021 yang mencapai US$742,28 juta, atau setara Rp10,76 triliun.

Sementara, pendapatan perusahaan hanya US$181,35 juta pada akhir Maret 2022. Merosot 51 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$376,66 juta.

Meski begitu, beban pokok penjualan perusahaan turun signifikan sebesar 67 persen, dari US$595,71 juta menjadi US$192,44 juta pada tiga bulan pertama tahun ini.

Begitu pula dengan beban pajak penghasilan yang turun dari US$4,4 juta menjadi US$1,09 juta pada akhir Maret 2022.

Lalu, ekuitas Sritex tercatat defisit hingga US$438,72 juta pada kuartal I 2022. Jika dilihat, defisit bertambah dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar US$398,81 juta.

Dari sisi liabilitas, jumlahnya terlihat stagnan sejak akhir tahun lalu sampai akhir Maret 2022, yakni sebesar US$1,61 miliar.

Kemudian, aset perusahaan tercatat sebesar US$1,18 miliar per Maret 2022. Realisasi itu turun dari akhir Desember 2021 lalu yang mencapai US$1,23 miliar.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ancaman delisting Sritex semakin nyata. Hal ini lantaran saham emiten telah disuspensi selama 12 bulan dan berpotensi diperpanjang sampai 18 Mei 2023 atau menjadi 24 bulan.

Srirex bursa delisting rugi