Perempuan Pilar Utama Pertumbuhan Bisnis UMKM

Peran perempuan sebagai pilar utama dalam pertumbuhan bisnis UMKM, telah berkontribusi sebesar 60 persen dari total 58 juta UMKM di Indonesia.

Perempuan Pilar Utama Pertumbuhan Bisnis UMKM

Webinar perayaan Hari Kartini Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship. (Biro Humas Kementerian Kominfo)

Wowsiap.com - Kebangkitan usaha mikro, kecil dan menengah bisa terwujud karena peningkatan daya saing. Yaitu lewat proses digitalisasi, adaptasi digital dan digital agility.
 
“Melalui tiga proses tersebut, nilai ekonomi digital Indonesia selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 tumbuh sekitar 11 persen,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, pekan lalu.

Hal itu disampaikannya dalam webinar perayaan Hari Kartini Women in Digital Entrepreneurship (WiDE): #RecoverTogether with Digital Entrepreneurship. Menurutnya, selain tumbuh juga diikuti oleh peningkatan transaksi keuangan digital perbankan Indonesia sebesar 25 - 40 persen di tahun 2020. 

“Kita patut bangga, kemajuan tersebut tidak lepas dari peran perempuan sebagai pilar utama dalam pertumbuhan bisnis UMKM. Dimana telah berkontribusi sebesar 60 persen dari total 58 juta UMKM di Indonesia,” ujarnya.
 
Dikatakan, sesuai laporan Advancing Women in Entrepreneurship, Indonesia memiliki tingkat partisipasi perempuan di bidang kewirausahaan tertinggi di Asia Tenggara. Meskipun demikian, para wirausaha perempuan masih menghadapi tantangan.

“Antara lain berupa kurangnya jaringan bisnis dan keterampilan pemasaran. Survei ini juga mengungkapkan fakta bahwa 8 dari 10 perempuan yang sudah atau baru ingin berwirausaha di Indonesia, berkeinginan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam berbisnis,” tandasnya.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Femmy Kartika Eka Putri mengakui, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh pewirausaha perempuan.

Dimana melalui Indeks Pemberdayaan Gender (IPG), bisa dilihat bahwa peran aktif perempuan dalam ekonomi dan politik masih terbilang rendah.

“Padahal, pendidikan dan pengembangan kewirausahaan merupakan pilar penting untuk mewujudkan kesetaraan. Dimana teknologi berperan besar dalam membantu peningkatan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi,” tegasnya.

Kesenjangan
Pemeritah juga telah berupaya mengurangi kesenjangan gender di sektor ekonomi. Di Indonesia, jumlah populasi perempuan 49,42 persen seimbang dengan jumlah populasi laki-laki 50,58 persen.

“Oleh karena itu, tidak akan ada proses pemulihan bersama, jika setengah dari populasi yang ada, tidak dapat memperoleh akses ekonomi. Yang utamanya terjadi pada perempuan,” ucapnya.

Adapun Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengingatkan arti penting strategi dan langkah yang tepat. Menurutnya, ada tiga strategi berupa pembangunan TIK yang merata di seluruh Indonesia.

“Kemudian, peningkatan literasi digital perempuan. Lalu, penyiapan kerangka regulasi yang tidak diskriminatif bagi perempuan untuk memiliki akses bisnis,” tuturnya.

Perwakilan UN Women, Jamshed M. Kazi menyatakan, semakin banyak model bisnis yang didukung teknologi digital. Namun, perempuan masih kurang terwakili sebagai inovator, pengusaha, maupun pekerja. 

“Tantangan sulitnya mengakses pengembangan keterampilan, menjadi penyebab inovasi yang mampu memenuhi kebutuhan pewirausaha perempuan menjadi stagnan,” ungkapnya.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba menyatakan, Kementerian Kominfo berusaha menyikapi urgensi partisipasi perempuan tersebut melalui kebijakan strategis. Yakni dengan mempercepat penyediaan infrastukutur digital untuk percepatan TIK di seluruh Indonesia.

“Setelahnya pemerintah, industri, akademia, media, dan masyarakat perlu bekerja sama mendorong pemberdayaan perempuan melalui bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM),” ungkapnya.

 

UMKM perempuan bisnis teknologi digital