Ini bukan pertama kalinya sebuah objek menabrak begitu dekat dengan Bumi. Menurut memo yang dikeluarkan oleh Komando Luar Angkasa AS, objek lain dari beberapa sistem bintang lain
Oumuamua Menjadi Objek yang Mencurigakan dari Luar Tata Surya (Foto: tqn)
Ini bukan pertama kalinya sebuah objek menabrak begitu dekat dengan Bumi. Menurut memo yang dikeluarkan oleh Komando Luar Angkasa AS, objek lain dari beberapa sistem bintang lain telah memasuki ruang jauh sebelum Oumuamua. Pada tahun 2014, objek itu menyala menjadi bola api di atas Papua Nugini dan menaburkan puing-puing antarbintang ke Samudra Pasifik Selatan.
Memo itu juga menegaskan teori dua peneliti Harvard University, yang sebelumnya mengusulkan bahwa meteor ini berasal dari ruang antarbintang (di luar tata surya kita).
Meteor ini juga merupakan objek pertama yang menabrak Bumi dari sistem bintang lain.
Menurut Kepala Ilmuwan Komando Operasi Luar Angkasa Dr. Joel Mozer, kecepatan objek ini menunjukkan lintasan antarbintang. Para ilmuwan juga mengklaim bahwa objek itu hanya beberapa meter melintasi Bumi tetapi cukup besar untuk meninggalkan puing-puing ke laut.
Penemuan objek antarbintang ini telah dilakukan oleh Amir Siraj, yang sedang mengejar astrofisika dan Abraham Loeb, Jr. Profesor Sains di Universitas Harvard.
“Saya mendapat kejutan hanya dengan memikirkan fakta bahwa kita memiliki materi antarbintang yang dikirim ke Bumi, dan kita tahu di mana itu. Satu hal yang akan saya periksa—dan saya sudah membicarakannya dengan orang-orang—adalah apakah mungkin untuk mencari di dasar laut lepas pantai Papua Nugini dan melihat apakah kita bisa mendapatkan pecahannya,” kata Vice, Siraj kepada majalah internasional, dikutip dari dna, Rabu (20/4/2022).
Kedua peneliti sebelumnya telah menerbitkan studi tentang Oumuamua, yang mengunjungi Bumi pada tahun 2017.
Menariknya, sifat sebenarnya dari meteor ini baru diketahui setelah sekian lama. Ini karena metode yang digunakan untuk mendeteksi objek yang masuk lebih awal. Sensor yang mengidentifikasi bola api di atas Papua Nugini adalah sensor yang sama yang mendeteksi ledakan nuklir, itulah sebabnya mereka sangat penting dari pertahanan AS.
“Atmosfer sudah menjadi sensor untuk hal-hal ini. Kami hanya tidak memperhatikan sinyal. Jadi sebaiknya kita menggunakan seluruh atmosfer dan melihat apa yang akan terjadi pada kita,” kata Siraj seraya memberikan wawasan tentang bagaimana kita harus memahami objek seperti itu.