Pemerintah didorong untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), yang secara khusus menyediakan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan pertanian di daerah-daerah.
Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin. (Bagian Pemberitaan dan Media DPD RI)
“Saat yang bersamaan, mengalami kesulitan mendapatkan BBM yang diperoleh dari SPBU,” kata Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin di Jakarta, Senin (18/4).
Dikatakan, semua pihak tentu berharap produktivitas pertanian Indonesia terus ditingkatkan. Saat ini patut bersyukur, bahwa produksi padi sudah surplus.
“Hal ini tidak terlepas dari pendekatan kebijakan Kementerian Pertanian saat ini, yang intensif menerapkan mekanisasi pertanian di setiap sub sektor pertanian. Namun, peningkatan produktivitas semua jenis komoditas pertanian, selalu mensyaratkan pada penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang yang memadai,” ujarnya.
Tentu saja petani membutuhkan BBM yang cukup dalam proses pengoperasian alsintan. Ketersediaan SPBU pertanian di kawasan industri pertanian, tidak hanya akan memastikan proses agribisnis berjalan normal.
“Tapi akan mendorong distribusi BBM bersubsidi. Khususnya biosolar secara tepat sasaran. Rata-rata petani kita adalah petani dengan kepemilikan lahan tidak lebih dari dua hektar, mereka yang juga berhak atas pupuk subsidi,” tandasnya.
Oleh karena itu, dukungan pemerintah terhadap penerapan teknologi dan alsintan di sektor pertanian, harus juga didukung. Yakni oleh faktor-faktor pendukung seperti SPBU dan bengkel otomotif pertanian yang representatif.
“Karena peningkatan produksi pangan saat ini menjadi perhatian dan kekhawatiran semua pemimpin dunia. Sehingga introduksi teknologi mesin pertanian menjadi pilihan yang tidak bisa kita hindari,” tegasnya.
Dikatakan, capaian surplus beras harus diikuti dengan peningkatan produktivitas pada komoditas pangan lainnya. Antara lain seperti jagung, kedelai dan produk pangan dan hortikultura lainnya.