Cerita Haru, Evelyn Jeong Pembangkang Korea Utara yang Dikejar Preman Kim Joong-un

Evelyn Jeong, 24, seorang warga Korea Utara melarikan diri dari rezim Kim Jong-un pada usia 15 tahun setelah preman menangkap ibunya, memukulinya sampai dia menandatangani pengakuan palsu. Ia pun sempat mendekam 10 bulan di penjara.

Cerita Haru, Evelyn Jeong Pembangkang Korea Utara yang Dikejar Preman Kim Joong-un

Cerita Haru Pelarian Pembangkang Korea Utara Evelyn Jeong bersama Ibunya Disiksa Rezim Kim Joong-un, (Foto: Getty Image/the Sun)

Wowsiap.com - Evelyn Jeong, 24, seorang warga Korea Utara melarikan diri dari rezim Kim Jong-un pada usia 15 tahun setelah preman menangkap ibunya, memukulinya sampai dia menandatangani pengakuan palsu. Ia pun sempat mendekam 10 bulan di penjara.

Evelyn Jeong, 24, juga menghabiskan 10 bulan di penjara neraka saat remaja sebelum dia dan ibunya akhirnya bersatu kembali. Berbicara kepada The Sun Online, Evelyn memberikan wawasan yang menarik tentang kehidupan yang tumbuh dalam kediktatoran komunis rahasia Kim yang tirani.

"Saya sekolah dasar di Korea Utara pada tahun 2003. Kami cukup kaya, menurut standar Korea Utara. Saya lahir di kota dekat perbatasan Cina dari keluarga kelas menengah. Rumah kami cukup bagus. Ibuku seorang pengusaha wanita yang melakukan perjalanan bolak-balik antara China dan Korea Utara untuk berdagang," terang Evelyn pada The Sun, dikutip Sabtu (16/4/2022).

Bahkan setelah orang tuanya berpisah, ibunya mampu membesarkannya sendiri, membawa pakaian Evelyn yang gila mode kembali dari China.Gambar dari masa kecil Evelyn menunjukkan dia di sekolah dasar di Korea Utara pada tahun 2003, dan dia dengan dua wanita yang bekerja untuk ibunya.

Namun, semuanya berubah ketika pembatasan baru pada penjualan barang dari luar negeri di Korea Utara terlarang dibawa masuk, dan ibu Evelyn Jeong sekarang secara efektif menjadi penjahat.

Karena perlu mendukung putrinya sebagai ibu tunggal, dia terus melakukan penyeberangan perbatasan berdagang secara ilegal, sampai suatu hari, polisi Kim Joong-un menangkapnya, mengirimnya ke penjara neraka.

"Sebuah van pemerintah berhenti dan orang-orang melompat keluar, mencengkeram lengannya, dan menyeretnya pergi. Dia tidak pernah pulang hari itu. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami tidak mendengar apa-apa selama sebulan."

Secara total, ibu Evelyn menghabiskan empat tahun di dalam penjara yang mengerikan.

"Dia tidak suka berbicara terlalu banyak tentang penjara. Ibuku sangat mungil, tersiksa berada di penjara neraka Korea Utara. Ketika saya mengunjunginya, saya terkejut melihat tubuhnya bengkak, lebam bekas dipukuli,” terang Evelyn.

Di penjara, ibu Evelyn dipukuli oleh dinas rahasia Kim dan dipaksa untuk menandatangani pengakuan palsu, di bawah ancaman penyiksaan lebih lanjut. Ketika dia akhirnya dibebaskan, ibunya ingin dia dan Evelyn keluar dari Korea Utara dengan cara apa pun. 

Di penghujung tahun 2013, di usianya yang baru menginjak 15 tahun, Evelyn berhasil melarikan diri dari Kerajaan Pertapa ke Tiongkok.

Datang dari Korea Utara, Cina tampak seperti dunia lain. Dia dikejutkan oleh lampu neon di pusat kota  pemandangan ini "sepertinya surga!" baginya, dan kagum memiliki air panas yang mengalir. 

Dia mampu memanjakan kecintaannya pada fashion, dan melakukan perjalanan ke spa. Di Cina, dia menemukan bahwa orang makan nasi putih, sementara di Korea Utara, mereka terpaksa hidup dengan mie jagung yang lebih murah.

Dia juga mengenal berbagai film dari Cina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Namun, masalahnya masih jauh dari selesai. Sebuah van pemerintah zhalim berhenti dan orang-orang melompat keluar, mencengkeram lengannya, dan menyeretnya pergi

Evelyn Jeong Pembangkang Korea Utara merasa tinggal di China sudah tidak aman bagi pengasingan kabur dari Korea Utara, dia melanjutkan perjalanan berbahayanya sendirian melalui Laos dan Thailand. Dia berjalan melalui pegunungan dan bepergian dengan perahu dan bus.

Pada usia 16 tahun, di Thailand, dia mengajukan visa perjalanan ke Amerika Serikat. Dia dipaksa menghabiskan 10 bulan di penjara Bangkok yang mengerikan sementara aplikasi visanya sedang ditangani. Dia membuat pagar di sekitar area tidurnya yang kecil menggunakan botol untuk mencoba dan menjaga privasi.

"Saya merindukan keluarga saya dan saya banyak menangis," lanjutnya. Ini juga pertama kalinya saya bertemu begitu banyak orang asing. Penjara itu penuh dengan turis internasional, termasuk beberapa dari Inggris. Antara 200 hingga 300 orang dari berbagai negara berdesakan dalam satu kamar asrama yang besar,” katanya.

Namun, seburuk apa pun, katanya, setidaknya dia memiliki air yang mengalir, yang lebih baik daripada di Korea Utara. Dia sekarang tinggal di Korea Selatan bersama ibunya penuh damai dan bahagia.

Evelyn Jeong Kim Jong-un kediktatoran komunis rahasia Kim yang tirani Korea Utara penjara neraka