Pemerintah harus konsisten bila ingin menjadikan Pertamax sebagai bahan bakar umum yang harganya sesuai mekanisme pasar.
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Dulu di awal pandemi Covid-19 saat harga migas dunia anjlok di titik terendah sampai di bawah USD 30 per liter, harga Pertamax tidak turun. Mestinya kalau mengikuti mekanisme pasar, harga Pertamax juga ikut turun menyesuaikan,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR RI Mulyanto di Jakarta, Rabu (13/4).
Karenanya, pemerintah diminta memperhatikan aspirasi mahasiswa yang disampaikan melalui aksi demo pada Senin (11/4) lalu. Sebab, tuntutan mahasiswa sangat logis dan mewakili perasaan masyarakat selama ini.
“Pemerintah harus menindaklanjuti tuntutan tersebut dan jangan mengalihkan perhatian pada persoalan lain yang remeh-temeh,” ujarnya.
Dengan argumen agar Pertamina tidak rugi semakin dalam karena bagian hulu migasnya tertekan habis, maka harga di bagian hilirnya dijaga stabil. Bagian hilir menyubsidi bagian hulu migas Pertamina.
“Ini alasan yang dikembangkan pemerintah. Artinya masyarakat mensubsidi Pertamina. Hari ini ketika harga migas melonjak naik, maka Pertamina bagian hilir gantian yang terkena imbas,” tandasnya.
Angin Segar
Sementara bagian hulunya mendapat angin segar untuk digenjot meningkatkan pengeboran untuk mendapatkan untung. Kalau pemerintah konsisten, mestinya logika yang sama dapat diterapkan.
“Harga Pertamax dijaga tetap, sementara bagian hulu migas menyubsidi bagian hilir migas Pertamina. Tetapi nyatanya tidak. Ketiga harga migas dunia melonjak, langsung harga BBM dalam negeri disesuaikan,” tegasnya.
Untuk menjaga suasana tenang, dia meminta pemerintah menghentikan pernyataan bakal ada kenaikan pertalite, LPG 3 kg, listrik PLN dan lain-lain. Sebab hal itu dapat memperkeruh suasana dan membuat masyarakat semakin galau.
“Soal-soal ini yang saya rasa ditangkap dan menjadi keprihatinan mahasiswa. Melalui demo, sepertinya mereka memberi sinyal kepada pemerintah agar konsisten dan hati-hati dalam mengelola kenaikan harga migas,” ucapnya.