Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri mengatakan, masyarakat dunia saat ini perlu mencari alternatif paradigma baru dalam pembangunan.
Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri (kiri) dalam acara buka puasa bersama dengan sejumlah tokoh ICMI dan Kahmi di Bogor, Sabtu (9/4) petang. (Foto: Gelora Media Center)
“Dengan Pancasila, Indonesia mampu menjadi negara-bangsa maju, adil-makmur, dan berdaulat serta berperan aktif dan signifikan. Khususnya dalam menjaga perdamaian dunia sesuai nilai-nilai Pancasila,” katanya dalam acara buka puasa bersama dengan sejumlah tokoh ICMI dan Kahmi di Bogor, Sabtu (9/4) petang.
Menurutnya, Pancasila akan menjadi role model, sebagai paradigma pembangunan ekonomi dunia adalah sebuah keniscayaan. Di tempat yang sama, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta berharap, para elit memiliki mindset (pemikiran) tentang narasi dan cita-cita besar ke depan untuk Indonesia.
“Bukan sebaliknya, tidak punya harapan dan berpikir pendek dengan membangunkan patung untuk mengingat pemimpinnya di masa lalu. Makanya nabi kita, Muhammad SAW melarang umatnya untuk melukis wajahnya,” ujar Anis.
Hal itu karena yang abadi itu narasinya, bukan wajah atau patungnya. “Sekaranglah peluang Indonesia untuk tampil secara global,” tandasnya. Apalagi, tahapan sejarah Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga.
Yaitu menjadi bagian dari kepemimpinan dunia dan terlibat dalam pembentukan aliansi-aliansi global baru. Sehingga, bisakah Indonesia mempelopori satu ide lompatan masuk ke gelombang ketiga Indonesia dan menjadi negara modern yang kuat.
“Persepsi tentang politik saat ini perlu diubah. Bukan sekadar jalur pendek menuju kekuasaan. Akan tetapi sebagai medan pergolakan pemikiran. Yakni mengembalikan politik ke jalur yang benar sebagai industri pemikiran,” tandasnya.
Sehingga bisa membuat kebijakan yang akan mempengaruhi orang banyak. “Oleh sebab itu, intelektual itu harus berada di dalam politik, karena akan memperkaya politik,” tukasnya.