Semua kemungkinan dapat terjadi dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024. Hal itu disebabkan oleh dinamika politik di Indonesia yang sangat cair.
Ketua DPR RI Puan Maharani. (Foto: Biro Pemberitaan DPR RI)
“Kalau sekarang elektabilitasnya paling tinggi, belum tentu nanti (saat pilpres) tinggi. Kemudian kalau (elektabilitas) tinggi (tapi) tidak ada tiket (untuk mencalonkan diri), nanti majunya dari mana,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani dalam sebuah wawancara televisi di Jakarta, Sabtu (9/4).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itupun lalu mencontohkan Presiden Joko Widodo. Dimana pada awalnya, tidak banyak orang yang menyangka Jokowi akan menjadi Presiden RI.
“Siapa sih yang menyangka Pak Jokowi akan maju menjadi calon presiden? Apalagi saat itu baru gubernur. Akan tetapi nyatanya terpilih menjadi presiden,” ujarnya.
Karenanya, dia mengaku tidak ingin terpengaruh dengan hasil sejumlah lembaga survei terkait capres dalam pilpres. Dia juga menyatakan ingin fokus bekerja sebagai Ketua DPR.
“Sehingga bisa mengawal kebijakan pemerintah demi kepentingan masyarakat. Selama ini, keberhasilan dalam memimpin DPR dan mengawal kebijakan pemerintah kurang mendapat perhatian dari publik,” tandasnya.
Kurang Narsis
Hal itu menjadi salah satu faktor utama hasil sejumlah lembaga survei. Dirinya menduga, kurang narsis dalam pekerjaannya dan atau memang banyak yang tidak mau memberitakan.
“Karena buat saya, bekerja tidak perlu juga selalu narsis. Saya kerja ya kerja,” tegasnya. Sehingga, survei baginya hanya sebagai salah satu bagian dari kriteria untuk menjadi data.
Menurutnya, yang terpenting adalah tetap melakukan kerja-kerja untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu sekaligus bagian untuk memperbaiki diri. “Saya sendiri tidak terpengaruh dengan survei,” imbuhnya.
Dia menambahkan, perempuan memiliki peluang dan berpotensi menjadi pemimpin di level nasional. Apalagi, sekarang sudah banyak menteri perempuan di kabinet perempuan.
“Pernah ada menteri koordinator, Ketua DPR dan presiden perempuan. Sehingga seharusnya sekarang kita sudah tidak mempermasalahkan gender,” ucapnya.
Karenanya, tidak menjadi masalah bila memberi peluang dan kesempatan kepada perempuan. Terutama untuk bisa menempati posisi-posisi pemimpin nasional.