Penggunaan teknologi digital di wilayah pedesaan akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat desa.
Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Peluncuran Aplikasi Lapak Abah – Ojek Desa dan Santri Digitalpreneur di Kantor Bupati Purwakarta, Senin (28/3). (Foto: wapresri.go.id)
“Sehingga menumbuhkan berbagai aktivitas ekonomi di tengah kendala-kendala tradisional, seperti kendala geografis,” kata Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Peluncuran Aplikasi Lapak Abah – Ojek Desa dan Santri Digitalpreneur di Kantor Bupati Purwakarta, Senin (28/3).
Menurutnya, masa pandemi menjadi tantangan bagi perekonomian global, termasuk perekonomian nasional. Karenanya, pemerintah terus mengupayakan pemulihan ekonomi, yang salah satunya dengan menggerakkan ekonomi pedesaan.
“Yakni dengan memanfaatkan potensi yang ada, khususnya sektor pertanian dan UMKM. Digitalisasi pun menjadi salah satu upaya yang dilakukan dalam menghadapi tantangan ini,” ujarnya.
Dikatakan, melalui digitalisasi dapat terciptanya inovasi yang akan memperluas pasar produk-produk desa. Terobosan-terobosan itu juga meningkatkan peluang bagi UMKM di desa untuk memperluas pasarnya.
“Sehingga dapat mempermudah distribusi hasil pertanian masyarakat desa. Namun, transformasi digital di pedesaan masih menghadapi berbagai hambatan,” tandasnya.
Antara lain seperti belum meratanya fasilitas jangkauan internet. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah akan terus berupaya untuk memperluas akses internet di seluruh wilayah Indonesia.
“Pemerintah konsisten mengupayakan akselerasi pembangunan infrastruktur digital guna mengurangi kesenjangan digital. Diharapkan pada tahun 2023 nanti, 83.000 desa/kelurahan di seluruh Indonesia telah terjangkau internet,” tegasnya.
Kemitraan
Wapres juga mengungkapkan digitalisasi di lingkungan pesantren juga menjadi perhatian pemerintah. Sebab, melalui digitalisasi di pesantren, diharapkan dapat memperluas kemitraan dengan berbagai pihak untuk menuju cita-cita penguatan ekonomi umat.
“Saya berharap pemulihan ekonomi di Purwakarta melalui digitalisasi dan program Santri Digitalpreneur di pesantren-pesantren, akan sukses menggerakkan perekonomian pedesaan. Sehingga dapat menopang ketahanan ekonomi nasional,” imbuhnya.
Wapres berharap, inovasi yang telah dilahirkan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan agar perekonomian masyarakat desa dapat semakin meningkat. Dia juga berharap dengan adanya program terpadu pemulihan ekonomi di Purwakarta melalui digitalisasi, baik berupa marketplace, aplikasi transportasi online, serta program santri digitalpreneur di pesantren-pesantren, dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Mudah-mudahan dengan kemajuan teknologi, jangkauan pemasaran produk-produk unggul di Kabupaten Purwakarta akan merambah ke pasar global,” ucapnya. Sedangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, wilayah Jawa Barat sangat berkomitmen untuk melakukan revolusi desa.
“Salah satunya melalui digitalisasi. Sebab, prediksi yang diberikan oleh PBB menyebutkan bahwa dalam hitungan tahun, 60 persen warga dunia akan memilih tinggal di kota. Kalau tidak ada revolusi di desa, maka yang tinggal di kota bisa 90 persen dan desa ditinggalkan,” tuturnya
Dia mengatakan, telah mewisuda 1.249 petani milenial. Yakni orang-orang kota yang dirayu kembali ke desa. “Kami bantu tanahnya, modalnya, jualnya, digitalnya, sehingga mereka punya slogan tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia,” tukasnya.