Migrasi televisi analog ke televisi digital atau analog switch off (ASO), memberikan kemungkinan bertumbuhnya siaran televisi komunitas.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang saat menghadiri acara analog switch off di Riau, Senin (28/3). (Foto: Biro Humas Kementerian Kominfo)
“Dengan migrasi ke TV digital, memberi kemungkinan bertumbuhnya siaran televisi komunitas,” kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang saat menghadiri acara analog switch off di Riau, Senin (28/3).
Menurutnya, pemerintah akan berupaya mengatasi kebutuhan di dunia penyiaran. Terutama bagi daerah-daerah perbatasan yang berdekatan dengan negara lain.
“Karena saya juga mendengar, di wilayah ini ada cukup banyak daerah yang dengan gampang menerima siaran televisi di negara tetangga. Sedangkan televisi nasional kita tidak dapat,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, tantangan global pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir menuntut masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi. Salah satunya masyarakat akan memasuki peradaban baru dunia penyiaran, bagaimana nonton televisi dengan cara dan model baru.
“Salah satu yang menandai perubahan itu, adalah kita akan memasuki suatu peradaban baru. Bagaimana nonton televisi dengan cara dan model baru. Ini adalah bagian dari perubahan itu,” tandasnya.
Infrastruktur
Dikatakan, sejak dua tahun terakhir ini, Kementerian Kominfo sedang membangun infrastruktur digital di lebih dari 12500 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia. Terutama di wilayah 3T.
“Bersamaan dengan itu, sesuai dengan amanat UU No. 11 tahun 2020, kita juga bermigrasi ke siaran TV digital. Ini adalah tuntutan perubahan dan mau tidak mau kita mesti ikut di dalamnya,” imbuh dia.
Meski demikian, dia mengakui migrasi televisi analog ke televisi digital memberi dampak bagi masyarakat terutama di wilayah perbatasan. Dimana hari ini ada 112 wilayah siaran dan 341 kabupaten/kota, yang mengalami dampak langsung dari migrasi TV analog ke digital.
“Itu berarti, dari total 225 wilayah layanan siaran di 514 kabupaten/kota, masih terdapat 113 wilayah dan 173 kabupaten kota yang belum tercakup ASO,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu menjadi tantangan terbesar karena di wilayah-wilayah tersebut belum terdapat layanan siaran televisi terestrial. Dan Kementerian Kominfo berupaya sedemikian rupa, untuk memastikan wilayah-wilayah yang belum terjangkau ASO, akan masuk dalam program yang disebut layanan digitalisasi broadcasting system (DBS).
“Menteri Kominfo sudah memastikan dalam semester kedua 2023, akan segera meluncur satelit Satria Republik Indonesia I. Satelit ini diupayakan untuk menjangkau daerah yang tidak terjangkau siaran selama ini ataupun daerah atau wilayah yang secara fisik tidak dapat dibangun infrastruktur digital,” tuturnya.
ASO, digital, TV, siaran, perbatasan,