Diplomasi antar parlemen negara-negara Inter-Parliamentary Union (IPU), dinilai sangat penting.
Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Sidang IPU di di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Senin (21/3). (Foto: Biro Protokol dan Hubungan Masyarakat DPR RI)
“Para delegasi IPU ke-144 harus dapat membangun konsesus besar mengatasi berbagai masalah global, termasuk pandemi Covid-19. Pertemuan kita hari ini datang pada saat yang sangat penting, di mana dunia sedang menghadapi tantangan global yang kompleks,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Senin (21/3).
Menurutnya, tantangan global yang dimaksud mulai dari konflik antar negara, pandemi yang berkepanjangan dan tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Untuk itu, dia berharap agar di tengah ketidakpastiam ini, anggota-anggota IPU memastikan proses penyusunan kebijakan menghasilkan hasil yang kuat.
“Untuk terus maju dengan hasil yang nyata, kami berharap delegasi dapat membangun konsensus bersama. Selain itu juga mencari konvergensi pada isu-isu global yang menarik,” ujarnya.
Sementara dalam diskusi Governing Council yang dipimpin oleh Presiden IPU Duarte Pacheco, salah satu yang menjadi pembahasan dalam diskusi Dewan Pengurus IPU itu adalah terkait konflik antara Rusia dan Ukraina. Menurut Pacheco, sebelum invasi Rusia di Ukraina, pihaknya sudah melakukan dialog dengan parlemen kedua negara agar menghindari perang.
“Hal itu agar masyarakat sipil tidak terkena dampak konflik. Diplomasi satu-satunya cara untuk menyelamatkan warga. Setelah invasi, kita lebih kuat memberikan statement. IPU menjadi jembatan dialog,” tandasnya
Dia menegaskan, perang harus berhenti sekarang dan hal itu menjadi sikap IPU. Sedangak Sekjen IPU Martin Chungong memaparkan berbagai pencapaian yang sudah didapat forum parlemen internasional tersebut.
“Salah satunya dalam hal kesetaraan gender dan penghormatan kepada hak-hak perempuan. Seperti ibu Puan Maharani yang menjadi pimpinan parlemen perempuan di Indonesia. Ibu Puan menjadi satu dari 26,1 persen anggota parlemen perempuan di dunia,” tukasnya.