Para pedagang selama ini kerap disalahkan terkait kelangkaan komoditas pangan, seperti minyak goreng.
Tangkapan layar Ketua Umum Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Hasan Basri. (Foto: Sakti)
“Padahal kami mengambil dari produsen-produsen besar. Kami tidak bisa menaikkan harga barang, harganya sudah ditentukan 5 persen dari HET, itu sudah menjadi kebijakan pemerintah,” kata Ketua Umum Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Hasan Basri.
Menurutnya, kondisi yang sebenarnya adalah stok minyak goreng langka dari produsen. Sehingga pedagang diminta menunggu dalam kurun 1-2 minggu, paling lama satu bulan untuk mendapatkan pasokan minyak goreng secara normal.
“Jadi kami menunggu kondisi stabil. Seperti itulah yang dirasakan pedagang. Para pedagang tidak paham terhadap persoalan politik dan ekonomi yang sedang terjadi saat ini,” ujarnya.
Sebab, para pedagang hanya bisa bisa berjualan dan bisa menghidupi keluarganya secara layak. Dia juga meminta agar para pedagang dan masyarakat bawah diperhatikan.
“Kami tidak minta macam-macam. Yang kami inginkan adalah bisa menghidupi keluarga, menyekolahkan anak, memberikan kesehatan kepada keluarga. Kami cuma ingin itu saja,” tandasnya.
Oleh karena itu, dia ingin pemerintah menyelesaikan persoalan bangsa ini. Sehingga kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya.