Semua dampak pergerakan sosial yang mungkin timbul akibat situasi kelangkaan dan naiknya harga bahan pangan, harus diantisipasi oleh pemerintah.
Tangkapan layar diskusi Gelora Talk bertema Harga-harga Meroket, Rakyat Menjerit, Dimanakah Negara, Rabu (16/3). (Foto: Sakti)
“Antrian panjang masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng, sudah mulai menganggu secara sosial dan politik. Apapun alasannya, hal ini tentu sangat mempermalukan Indonesia sebagai anggota G20,” kata Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia Anis Matta, Rabu (16/3).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Gelora Talk bertema Harga-harga Meroket, Rakyat Menjerit, Dimanakah Negara? Menurutnya, gangguan politik dari antrian minyak goreng juga sudah sangat terasa.
“Bila melihat situasi mood, kejiwaan masyarakat akibat tekanan harga-harga serta survei tentang kepuasan terhadap kinerja pemerintah, sudah menjadi suatu peringatan yang sangat penting,” ujarnya.
Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menegaskan, pemerintah tidak cukup mampu untuk mengendalikan pasar. Hal itu terlihat dengan munculnya monopoli, kartel dan mafia dalam hampir setiap produk yang ada di pasar.
“Selama hal ini masih ada, maka gejolak harga bahan pangan akan terus terjadi. Lonjakan harga pangan akan terus terjadi dari waktu ke waktu, sebab kebijakan untuk menghadapi hal itu juga tidak pernah berubah secara signifikan,” tandasnya.
Dikatakan, inflasi Indonesia dipengaruhi oleh gejolak harga bahan pangan dan barang-barang bersubsidi. Bila subsidi atas barang-barang tersebut dicabut atau dikurangi, maka akan mempengaruhi harga barang lain untuk bergejolak.
“Pencabutan atau pengurangan subsidi atas listrik, gas, BBM, akan membuat barang-barang lain naik. Sebenarnya, polanya sudah terlihat dari masa ke masa. Harga bahan pangan juga bisa bisa bergejolak oleh karena sejumlah faktor,” ucapnya.
Antara lain suplai. Misalkan, saat panen, harga turun dan saat gagal panen maka harga naik. Faktor lainnya adalah kebijakan impor; gejolak yang terjadi di luar negeri; permintaan; distribusi; kegagalan pasar dan faktor kebijakan.