Setelah tujuh tahun pengembaraan luar angkasa, sepotong puing roket China seberat tiga ton menabrak Bulan
Ilustrasi foto internet
Menurut para ahli, peristiwa itu terjadi pada pukul 07.25. EST di sisi jauh bulan, pada hari Jumat, Space.com melaporkan.
Akibatnya, Lunar Reconnaissance Orbiter NASA tidak bisa melihat kecelakaan itu.
"Kami tentu tertarik untuk menemukan kawah tumbukan dan akan berusaha melakukannya selama beberapa minggu dan bulan mendatang," kata John Keller, wakil ilmuwan proyek untuk misi Lunar Reconnaissance Orbiter, mengirim email ke The Verge dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan berada di dekat lokasi tumbukan ketika itu terjadi sehingga kami tidak dapat mengamatinya secara langsung. Kamera sudut sempit onboard memiliki resolusi yang cukup untuk mendeteksi kawah tetapi Bulan penuh dengan kawah tumbukan baru, jadi identifikasi positif didasarkan pada gambar sebelum dan sesudah dalam kondisi pencahayaan yang sama," tambahnya.
Puing-puing ruang angkasa yang hancur pertama kali dilaporkan oleh Bill Gray, seorang astronom yang menjalankan Proyek Pluto. Dalam posting blognya, Gray pertama kali mengklaim bahwa puing-puing itu berasal dari roket SpaceX milik miliarder Elon Musk.
Namun kemudian Gray meramalkan bahwa objek tersebut adalah bagian sisa roket China, khususnya Long March 3C yang meluncurkan misi China Chang`e 5-T1 ke Bulan.
Namun demikian, Kementerian Luar Negeri China menolak klaim tersebut, lapor Space News.