Pertumbuhan Inklusif Kuatkan Titik-titik Tumbuh Talenta Digital

Indonesia perlu memastikan pertumbuhan yang inklusif dan memberdayakan. Apabila hal itu telah dilaksanakan, maka diyakini penguatan titik-titik tumbuh SDM dan talenta digital yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Pertumbuhan Inklusif Kuatkan Titik-titik Tumbuh Talenta Digital

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat meresmikan Gedung St Arnoldus Janssen dan Aula St. Maria Immaculata di Kampus Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Wowsiap.com - Indonesia perlu memastikan pertumbuhan yang inklusif dan memberdayakan. Apabila hal itu telah dilaksanakan, maka diyakini penguatan titik-titik tumbuh SDM dan talenta digital yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

“Saya mengecek dan menemukan bahwa animo untuk mengambil bagian di dalam program digital skills di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih kurang. Padahal, 10 jenis pekerjaan yang saat ini paling diminati saat ini berkaitan dengan sektor digital,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate di Kupang, NTT.

Hal itu disampaikannya usai meresmikan Gedung St Arnoldus Janssen dan Aula St. Maria Immaculata di Kampus Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang. Menurutnya, 10 pekerjaan itu antara lain data analyst and scientists; big data specialists; AI and machine learning specialists dan digital marketing and strategy specialists.

“Selain itu adalah renewable energy engineers; process automation specialists; internet of things specialists; digital transformation specialists, business services and administration managers serta business development professionals,” ujarnya.

Oleh karenanya, dia mendorong Unwira mengadopsi dan mengadaptasi ekosistem digital. Sebab, kata dia, upaya transformatif tentu perlu didorong pula oleh kesiapan talenta digital sebagai agent of change.

“Khususnya dalam memanfaatkan berbagai inovasi-inovasi tersebut. Persinggungan multidisiplin dengan aspek teknologi kian terbuka. Sehingga menjadi pilihan yang perlu diadopsi dan diadaptasi,” tandasnya.

Sehingga, bukan saja untuk fakultas dan program studi yang bersentuhan langsung dengan TIK, melainkan terbuka untuk semua fakultas dan jurusan. Tidak menutup kemungkinan juga bagi para sarjana untuk mengasah kompetensi teknologi yang unggul.

“Jadikan teknologi sebagai enabler dan pemicu lahirnya inovasi dalam apapun bidang yang saudara-saudari dalami. Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup tiga tingkatan,” tegasnya.

Terliterasi
Di tingkat dasar, pengembangan literasi digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi terus digencarkan. Hal itu agar 12,5 juta rakyat Indonesia dapat terliterasi. 

“Program yang begitu masif ini dikerjakan secara kolaboratif bersama dengan 34 pemerintah provinsi dan 514 pemerintah kabupaten dan kota. Pelatihan digital skills ini diikuti puluhan juta masyarakat,” tuturnya.

Dikatakan, Kominfo melakukan literasi digital kepada 12,5 juta rakyat Indonesia pada tahun lalu dan di tahun ini, ada 5,7 juta. Dirinya juga sedang berusaha minta supaya sama menjadi 12,5 juta.

“Dengan harapan, di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo nantinya, 50 juta rakyat Indonesia sudah terliterasi. Selanjutnya di tingkat intermediate, Kominfo memiliki program khusus bagi para milenial tamatan SMA dan sarjana baru melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS),” jelasnya.

Ada sebanyak 200.000 pelatihan. Program ini gratis dibiayai negara. Saya berterima kasih karena Unwira sudah melihatnya, me-recall jumlahnya 600.000 per tahun untuk intermediate digital skills. Dalam 15 tahun, jumlahnya 9 juta keahlian-keahlian spesifik.

“Di level mahir, Kominfo menyiapkan Program Digital Leadership Academy. Hal itu agar bisa membentuk 300 orang master mentor digital. Program ini ditujukan bagi pengambil-pengambil kebijakan di wilayah untuk pelaksanaan smart city, electronic government, e-Commerce, dan financial technology,” ucapnya.

Program tersebut bekerjasama dengan empat universitas ternama di dunia. Yakni Tsinghua University, National University of Singapore di Singapura, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat. “Saya minta para dosen untuk mengambil bagian di dalamnya, karena ini penting,” tukasnya.
 

talenta digital literasi pelatihan keahlian