Hari ini, para pengrajin tempe dan tahu di beberapa wilayah melakukan aksi mogok kerja akibat harga kedelai sangat mahal sehingga menyulitkan pengrajin untuk memproduksi tempe dan tahu.
Karyawan tempe dan tahu di Pandeglang sedang melakukan produksi
Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengimbau para pengrajin tempe dan tahu di daerah itu untuk tetap menjalankan produksi sekaligus meminta mereka untuk memodifikasi ukuran produk.
“Jadi mereka tetap bisa menjalankan proses produksi hingga pemasaran agar tempe dan tahu yang merupakan salah satu hidangan favorit masyarakat tetap tersedia di pasaran,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Muchlis di Cikarang, Selasa (22/2/2022).
Muchlis mengatakan proses produksi tempe dan tahu dengan memodifikasi ukuran yang disesuaikan dengan kenaikan harga kedelai sebagai bahan pokoknya dapat dijadikan solusi agar ketersediaan produk itu tetap ada di pasaran.
“Saya berharap para pedagang bisa tetap produksi, misalnya dengan cara mengurangi ukuran tahu tempe di pasaran, dengan begitu para pedagang bisa tetap menjalankan roda perekonomian dan ketersediaan tahu tempe tetap ada di pasaran,” ujarnya.
Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti mengatakan sudah memberikan instruksi ke UPTD Pasar untuk memantau ketersediaan tempe dan tahu di pasaran.
Adapun instruksi tersebut adalah mengimbau para pengrajin tempe dan tahu untuk tetap damai dan tertib saat melakukan aksi mogok produksi, menyinggung aksi pengrajin se-Pulau Jawa yang dilaksanakan selama 21-23 Februari 2022.
Dirinya mengaku memahami kondisi yang dialami para pedagang tahu dan tempe khususnya di Kabupaten Bekasi menyusul kenaikan harga kedelai di pasaran. “Kondisi tersebut dipicu oleh kenaikan harga impor kedelai dari luar negeri, dari Amerika Serikat,” pungkasnya.