Sebagai salah satu calon pemimpin nasional, Ketua DPR RI Puan Maharani dinilai memiliki keistimewaan. Dimana hal itu belum tentu dimiliki oleh calon-calon lain.
Analis komunikasi politik sekaligus pendiri Lembaga Survei Kedai KOPI Hendri Satrio. (Foto: Lembaga Survei Kedai KOPI)
“Saya berharap, di waktu-waktu tersisa ini beliau manfaatkan semaksimal mungkin semua keistimewaan yang ada untuk membangun dialog dengan masyarakat,” kata analis komunikasi politik sekaligus pendiri Lembaga Survei Kedai KOPI Hendri Satrio, Jumat (18/2).
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Indonesia Point bertajuk Bedah Komunikasi Politik Puan Maharani. Menurutnya, saat ini Puan hanya perlu banyak melakukan dialog atau pertemuan dengan masyarakat.
“Perbanyak dialog, sering-sering turun ke masyarakat untuk berbicara dengan mereka, gunakan media sosial dan temani wartawan sebanyak-banyaknya. Karena itu cara yang paling baik untuk memamerkan, baik gagasan atau narasi serta hasil kerja yang selama ini sudah dilakukan,” ujarnya.
Dia menambahkan, berjumpa dan menyampaikan narasi atau gagasan, dibutuhkan oleh masyarakat. Jika itu yang dilakukan, maka Puan diyakini akan mendapat lebih banyak lagi dukungan.
“Soal pernyataan Puan yang menilai pemerintah tidak sensitif terkait keputusan mengenai Jaminan Hari Tua (JHT), sangat positif. Selain itu juga memiliki dampak luas mengenai kiprahnya sebagai Ketua DPR RI yang memihak rakyat,” tandasnya.
Dikuatkan
Selain bagus sekali, juga ada punchline. Tinggal dikuatkan dengan posisinya sebagai Ketua DPR RI, maka bisa meminta komisi terkait untuk memanggil menterinya. Untuk kemudian segera mengevaluasi kebijakan tersebut.
“Berbagai posisi mulai dari pimpinan Fraksi PDIP di DPR RI, Menko PMK dan saat ini sebagai Ketua DPR RI, adalah salah satu keistimewaan. Selain itu, dia adalah cucu Presiden Soekarno dan anak Presiden Megawati,” tegasnya.
Yang mana secara alamiah tentunya memiliki kualitas tertentu, yang tidak banyak dimiliki oleh calon-calon pemimpin lain. Bila apa yang telah dilakukannya dikomunikasikan pada masyarakat luas, hal itu akan membuatnya semakin dikenal.
“Puan memang tidak perlu melakukan pencitraan. Sebab politisi yang melakukan pencitraan sesungguhnya adalah politisi yang tidak memiliki hasil karya apapun. Ini adalah kesempatan yang baik baginya untuk ‘memamerkan’ hasil kerja selama memimpin,” tukasnya.
