Satu Juta Sarjana Berstatus Pengangguran

Para pemimpin nasional dan akademisi atau ilmuwan juga mahasiswa, harus mulai berpikir tentang strategi untuk masa depan ekonomi nasional. Khususnya ditengah disrupsi post-digital.

Satu Juta Sarjana Berstatus Pengangguran

Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)

Wowsiap.com - Para pemimpin nasional dan akademisi atau ilmuwan juga mahasiswa, harus mulai berpikir tentang strategi untuk masa depan ekonomi nasional. Khususnya ditengah disrupsi post-digital.

“Sehingga lulusan-lulusan perguruan tinggi Indonesia tidak mengalami bubble SDM. Terjadi ledakan jumlah sarjana, karena saat ini kita seolah memiliki modal SDM yang kuat, tapi justru memiliki satu juta pengangguran berijazah sarjana,” kata Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin saat membuka acara Focus Discussion Group (FDG) DPD RI bersama Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB), Rabu (16/2).

Dikatakan, jumlah sarjana baru berada di angka 8-9 persen dari total jumlah penduduk. Tapi dirinya tidak ingin gegabah melabeli fenomena ini sebagai sinyal awal bencana demografi.

“Kami optimis bonus demografi dan bubble sarjana ini dapat terkonversi menjadi peluang dan kekuatan baru ekonomi nasional. Sehingga asa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat dunia di 2045 dapat terwujud,” ujarnya.

Meski demikian, kata Sultan, harapan ini hanya dapat terwujud jika pemerintah memiliki strategi dan pendekatan pemberdayaan generasi muda yang tepat dan signifikan. Khususnya bagi pelaku ekonomi kreatif dan UMKM. 

“Kami ingin kekuatan UMKM Indonesia dapat terkonsolidasi secara baik dalam sebuah ekosistem bisnis digital yang berbasiskan gotong royong dan kolaborasi. Yang bisa kita sebut sebagai digitalisasi ekonomi kerakyatan,” tandasnya.

Dia juga mengaku prihatin dengan satu jutaan lulusan perguruan tinggi Indonesia, yang masih menjadi korban ketiadaktersediaan lapangan pekerjaan saat ini. Pada saat yang sama, dunia sedang berada dalam sebuah etape post-digital yang melampaui puncak perkembangan digitalisasi dunia nyata dan mengarah pada industri digital yang sangat berorientasi pada industri virtual.

“Era dimana organisasi atau dunia industri akan menghadapi perubahan bisnis yang sangat cepat berubah dan bertujuan untuk memberikan pengalaman yang inovatif dan adaptif,” tegasnya.

sarjana pengangguran disrupsi digital UMKM