Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah untuk menghentikan masuknya imigran dari Tiongkok, yang semakin hari semakin banyak di Indonesia.
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Biro Protokol, Humas dan Media DPD RI)
“Jelas tidak ada tempat di negara ini bagi mereka yang tidak bertuhan dan tidak mencintai negerinya. Sehingga sudah sangat jelas, mereka yang tidak nasionalis-relijius adalah bukan warga negara, karena memang mereka orang asing,” katanya.
Hal itu sekaligus menanggapi pernyataan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. Dia mengajak kader PDIP dan Nahdiyin sebagai kelompok nasionalis dan relijius, untuk merapatkan barisan menghadapi pihak yang terindikasi hendak merusak narasi kebhinekaan dan kemajemukan.
“Itulah ancaman sebenarnya. Orang-orang asing yang tidak nasionalis dan tidak relijius, yang terus masuk ke Indonesia. Jangan sampai framing yang muncul adalah perusak kebhinekaan adalah saudara sebangsa sendiri,” ujarnya.
Karena menurutnya, semua warga negara Indonesia pasti mencintai Indonesia. Ditambahkan, bangsa ini terpolarisasi dan terpecah justru karena adanya pembatasan calon pemimpin bangsa yang disepakati partai-partai politik.
“Sehingga dalam dua kali pilpres, kita hanya diberi pilihan head to head dua pasang calon,” tandasnya. Dia juga mengatakan, bangsa ini memang terdiri dari dua kelompok yang sudah menjadi satu kesatuan, nasionalis-relijius dan bukan hanya PDIP serta NU saja.
Diikat
Hal itu karena bangsa ini diikat dalam Pancasila. Karenanya, Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Pasal 29 Konstitusi jelas menyebut dasar negara ini adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ditambahkan, NU sudah sangat teruji memiliki saham yang besar dalam kelahiran dan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Terutama bila mengacu lahirnya Resolusi Jihad, yang dikeluarkan Rois Akbar NU KH Hasyim Asy’ari di Surabaya.
“Begitu pula elemen-elemen masyarakat yang lain. Semua sudah tertulis dalam sejarah, termasuk sumbangsih kelompok non-muslim, kelompok keturunan Arab, juga para Raja dan Sultan Nusantara,” tegasnya.
Seperti diketahui, Yaqut mengatakan bahwa kelompok nasionalis dan relijius di Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama besar. Yakni untuk memelihara narasi kebangsaan yang bercirikan kemajemukan.
Hal itu dikatakan Yaqut saat menghadiri kegiatan daring bertema Bersama Merawat Indonesia, yang diselenggarakan PDIP demi memperingati hari lahir hari lahir ke-96 NU. Yaqut mengatakan mereka para perusak bangsa ini ingin menghancurkan Indonesia. Dengan cara melenyapkan kemajemukan, kebhinekaaan di negeri ini.