Ancaman Tsunami di Pandeglang Nyata, Alat Deteksi Minim

Para peneliti hingga pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bakal ada potensi gempa dahsyat berkekuatan 8,7 magnitudo dengan titik koordinat di wilayah laut Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ancaman Tsunami di Pandeglang Nyata, Alat Deteksi Minim

Bupati Pandeglang Irna Narulita saat memaparkan kondisi wilayahnya pasca dilanda gempa, beberapa waktu lalu

Wowsiap.com - Para peneliti hingga pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bakal ada potensi gempa dahsyat berkekuatan 8,7 magnitudo dengan titik koordinat di wilayah laut Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Bahkan, prediksi itu akan ada megathrust di Kecamatan Sumur yang bakal memicu gelombang tsunami besar setinggi 19 hingga 21 meter. 

Meski diprediksi demikian, ternyata Pemerintah masih minim alat canggih pendeteksi dini Tsunami seperti Earthquake Early Warning Sistem (EEWS) hingga Indonesia Tsunami Early Warning Sistem (Ina TEWS).

Belum adanya alat-alat canggih pendeteksi itu diungkapkan Bupati Pandeglang, Irna Narulita. Maka dari itu dia meminta kepada Pemerintah Pusat agar segera memasang alat canggih pendeteksi di wilayah Kecamatan Sumur.

“Kecamatan Sumur itu masih belum dilengkapi alat-alat yang memadai. Kalau ada potensi megathrust yang disebut-sebut terjadinya di Selat Sunda, itu kan (alat canggih) bisa untuk antisipasi warga kita di sana,” kata Irna, Rabu (26/1/2022).

Adapun alat yang diinginkan Bupati Pandeglang ini yakni, EWWS dan Ina TEWS. Sebab dinilainya, kedua alat itu diketahui bisa memonitor ketinggian air laut serta gelombang permukaan air laut sebagai mitigasi awal jika potensi tsunami terjadi.

“Ini kan untuk early warning sekaligus radar maritim kita. Alat-alat ini adanya di Kecamatan Labuan sama Panimbang, kalau di Sumur itu belum ada,” terangnya.

Selain itu, Irna juga mengusulkan kepada Pemprov Banten agar membangun pos jaga dengan sejumlah sarana dan prasana khusus di Kecamatan Sumur, Pandeglang. Pos jaga ini diharapkan bisa mengidentifikasi dengan cepat apabila ada informasi peringatan dini bencana.

“Pemprov Banten nanti mungkin bisa bantu di sana (Kecamatan Sumur), karena Pak Gubernur itu dulu pernah membuat pos jaga di Serang,” harapnya.

Pemkab Pandeglang turut meminta dukungan supaya bisa dibangun Shelter Tsunami di Kecamatan Sumur, karena Shelter itu bisa digunakan masyarakat sekitar jika potensi tsunami setinggi 19 hingga 21 meter itu terjadi di area patahan Selat Sunda.

“Kami minta dukungan dari pusat, jikalau memang ada anggaran untuk Shelter Tsunami di Kecamatan Sumur. Di Labuan kan sudah ada, Panimbang juga sudah ada Kampung Cikadu di dataran tinggi untuk menampung ribuan orang. Nah, di Sumur ini tidak ada, harapan itu (Shelter Tsunami) mungkin bisa dipakai untuk titik evakuasi,” harapnya.

Irna tak menampik infrastruktur di Kecamatan Sumur masih memprihatinkan dibanding kecamatan lain di Pandeglang. Sehingga untuk akses mitigasi bencana, ia berharap ada dukungan dari Pemprov Banten maupun Pusat demi menekan jatuhnya korban jiwa dengan jumlah yang besar.

“Kecamatan Sumur memprihatinkan, betul. Kami juga belum bisa mengakomodir semua dari APBD Pandeglang, sehingga kami butuh dukungan dari Pemprov dan Pusat untuk membantu masyarakat kami yang wilayahnya menjadi pusat patahan megathrust ini. Nanti sambil kami siapkan lumbung sosialnya,” tandasnya.

Sementara Suko Prayitno Adi, Deputi Bidang Geofisika BMKG memastikan pihaknya sudah memiliki tiga alat pendeteksi gempa bernama Accelegraph yang tersebar di Pandeglang, Banten. Salah satunya, berada di Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur yang bisa mendeteksi guncangan gempa yang begitu kuat.

“Pandeglang ada tiga sensor, termasuk di (Kecamatan) Sumur itu sudah dipasang. Alatnya berupa pendeteksi gempa kuat, itu bisa langsung merekam ke kita dan bisa kita informasikan ke masyarakat,” ujarnya.

BMKG sumur tsunami potensi banten