Observatorium yang bertugas mengawasi Matahari terus-menerus juga menangkap peristiwa itu. Itu terlihat sebagai kilatan terang di sisi kanan Matahari
Ilustrasi by spaceweather
Suar matahari merupakan semburan energi yang kuat dari Matahari, itu dapat memengaruhi komunikasi radio, jaringan listrik, dan sinyal navigasi. Mereka juga menimbulkan risiko bagi pesawat ruang angkasa dan astronot.
Suar itu berdampak pada atmosfer bumi, menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di atas Samudra Hindia, lapor sebuah harian terkemuka. Hal ini mungkin telah menyebabkan gangguan komunikasi radio dari transportasi udara dan laut untuk beberapa waktu. Selanjutnya, Bumi mungkin akan dilanda badai geomagnetik kecil dalam beberapa hari mendatang.
Seperti diberitakan Spaceweather.com, gambar matahari menunjukkan bahwa lontaran massa koronal (CME) juga terjadi. Awan badai yang dihasilkan tidak secara langsung diperkirakan akan menghantam Bumi tetapi akan lewat di dekatnya pada tanggal 23 dan 24 Januari. Hal ini dapat menyebabkan beberapa kerusuhan geomagnetik.
Sesuai Space Weather Prediction Center (SWPC) NASA, ada 1% kemungkinan Pemadaman Radio R1-R2 (Minor) pada 23, 24 dan 25 Januari. Ini juga memprediksi 1% kemungkinan badai radiasi matahari S1 atau lebih besar pada ketiganya. hari.
Sesuai SWPC, pemadaman R1 dapat menyebabkan "degradasi kecil atau lemah dari komunikasi radio HF di sisi yang diterangi matahari, kehilangan kontak radio sesekali," dan dapat menurunkan "sinyal navigasi frekuensi rendah" untuk interval singkat.
Sementara, pemadaman R2 dapat menyebabkan “pemadaman terbatas komunikasi radio HF di sisi yang diterangi matahari, hilangnya kontak radio selama puluhan menit”, dan “degradasi sinyal navigasi frekuensi rendah selama puluhan menit”.
The Sun emitted a significant solar flare early this morning, peaking at 1:01 a.m. ET. NASA’s Solar Dynamics Observatory captured an image of the event, which was classified as M5.5.https://t.co/9RsMR5suI3 pic.twitter.com/zK9mADK47H
— NASA Sun & Space (@NASASun) January 20, 2022