BMKG: Megathrust Selat Sunda Mampu Picu Gempa 8,7 M, Patut Diwaspadai

Daryono Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, segmen megathrust Selat Sunda merupakan salah satu zona seismik gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar

BMKG: Megathrust Selat Sunda Mampu Picu Gempa 8,7 M, Patut Diwaspadai

Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG

Wowsiap.com - Daryono Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG mengatakan, segmen megathrust Selat Sunda merupakan salah satu zona seismik gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar, sehingga patut diwaspadai.

“Gempa Ujung Kulon, Banten kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya. Karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini bisa terjadi sewaktu-waktu. Inilah ancaman yang sesungguhnya,” kata Daryono, Sabtu (15/1/2022).

Daryono mengatakan, sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi. Dengan kondisi ratusan tahun belum terjadi gempa besar di Selat Sunda, dia tegaskan lagi itu patut diwaspadai. 

Daryono juga mengatakan, gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa.

“Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu kita masih bisa menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi,” katanya.

Berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, menurut Daryono, wilayah Selat Sunda beberapa kali terjadi tsunami, baik karena aktivitas kegempaan maupun gunung berapi.

"Tsunami Selat Sunda pada tahun 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa. Tsunami tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami tahun 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran," rinci Daryono.

Dia juga menekankan perlunya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri. Selain itu, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.

BMKG gempa selat sunda banten