Pemerintah diimbau untuk segera menurunkan harga bahan pokok. Hal itu karena masyarakat yang baru saja berusaha bangkit untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi Covid-19, malah dihadapkan pada naiknya harga sejumlah bahan pokok.
Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir. (Foto: Humas DPR RI)
“Awalnya saya sangat gembira karena di tengah pandemi ini, serapan pajak bisa tercapai 100 persen di akhir tahun. Namun, kegembiraan itu tak berlangsung lama, karena sejumlah bahan pokok meroket harganya,” kata anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir.
Menurutnya, sebagai wakil rakyat, dia memahami betul derita masyarakat saat ini. Baru saja hendak bangkit dan menata perekonomian yang sempat porak poranda akibat pandemi, malah dihadang dengan naiknya harga sembako.
“Kenaikan ini cukup besar pengaruhnya bagi para pelaku usaha yang menggunakan -bahan-bahan pokok tersebut. Karenanya, saya mendesak pemerintah hadir dan membantu rakyat bangkit dari keterpurukan,” ujarnya.
Yakni dengan cara memberikan jaminan ketersediaan maupun harga sembako yang stabil. Yang punya kekuatan untuk itu hanya pemerintah, karena pemerintah mempunyai kekuatan dan kemampuan yang besar.
“Kalau perlu, pemerintah tampil memberikan insentif harga sembako bagi masyarakat untuk mengurangi beban. Harga sembako itu diprediksi masih terus naik hingga awal tahun depan,” tandasnya.
Apalagi bila di cermati, saat ini harga minyak goreng maupun telur sangat tinggi. Bahkan jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah segera mencarikan solusi dari masalah masyarakat itu.
“Dalam UUD 1954 jelas disebutkan, setiap warga negara berhak memiliki kehidupan yang layak. Selain itu, negara wajib hadir dalam menjamin ketersediaan kebutuhan pokok. Minyak goreng, telur, dan elpiji saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” tegasnya.
Oleh sebab itu, pemerintah dan stakeholder harus punya solusi menurunkan harga sembako di pasaran, agar kembali stabil dan tidak memberatkan konsumen. Kenaikan sejumlah bahan pokok juga menunjukkan lemahnya pengelolaan logistik sembako.
“Apalagi, tingginya permintaan saat hari-hari besar adalah kejadian rutin setiap tahun. Harusnya pemerintah telah melakukan persiapan untuk menyambut hari-hari besar, sehingga perubahan harga drastis seperti saat ini, tidak terjadi lagi,” tukasnya.
