Di Indonesia, bra menjadi pakaian dalam yang wajib dikenakan para wanita. Namun, selama ini banyak desas desus yang menyebutkan bila bra berkawat dapat menyebabkan kanker.
Ilustrasi foto: blogspot.com
Dengan adanya desas desus tersebut, sebagian orang ada yang percaya dan memilih tidak mengenakan bra berkawat, namun ada juga yang tetap menggunakan karena dapat membentuk payudara.
Dr. Yoseph Adi Kristian, Sp. Onk. Rad, dari Adi Husada Cancer Center (AHCC) menjelaskan tidak ada bukti ilmiah bahwa bra berkawat sebabkan kanker.
“Banyak pendapat mengatakan bahwa pemakaian bra berkawat menyebabkan kanker payudara dengan menghalangi aliran getah bening, namun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pendapat ini,” tegas dr Yoseph.
Dr Yoseph juga menegaskan tidak ada penelitian kredibel yang menunjukkan hubungan antara memakai atau tidak memakai bra saat tidur dengan berkembangnya kanker payudara.
Menurutnya mengenakan bra ketika tidur adalah pilihan individu tanpa perlu khawatir tentang peningkatan risiko kanker payudara.
Lebih lanjut dr Yoseph mengatakan, tidak ada bukti nyata bahwa penggunaan bra tertentu dapat memicu kanker payudara.
“Tetapi untuk jaminan keamanan, dan kenyamanan yang lebih baik maka harus dipahami banyak hal. Jika melihat perubahan pada payudara, maka dapat mempertimbangkan untuk mencari bantuan dari dokter Onkologi,” sarannya.
Dijelaskan dr Yoseph, ada banyak faktor terkait dengan perkembangan kanker payudara. Memperbaiki pola makan dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko kanker secara umum.
Dr Yoseph juga menyebutkan contoh makanan sehat yang sebaiknya rutin dikonsumsi. Di antaranya sayuran hijau semisal kale, bayam, arugula/rocket, yang banyak mengandung antioksidan carotenoid, seperti beta carotene, lutein, zeaxanthin, juga mengandung asam folat.
Kemudian buah-buahan yang tinggi vitamin C seperti kiwi, jeruk, grapefruit, lemon, jeruk nipis, strawberry, blueberry, apel, peach, pears. Selanjutnya ada ikan yang tinggi kandungan omega 3 seperti salmon, sardines, mackarel.
Selain itu, ada juga makanan tinggi probiotik seperti yoghurt, kimchi, dan miso. Makanan tinggi alium seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang. Makanan tinggi glucosinolate seperti kubis, kembang kol, dan brokoli.
“Ada juga rempah yang tinggi kandungan polyphenol dan antioksidan seperti paterseli, rosemary, oregano, thyme, kunyit, dan jahe,” jelas Yoseph.