Menilik Sisa Kejayaan Kesultanan Banten di Keraton Kaibon

Banten merupakan salah satu daerah yang memiliki obyek wisata sejarah yang ada di Tanah Air. Di sana, para pengunjung dapat mengunjungi sisa-sisa kejayaan Kesultanan Banten yang memiliki sejarah cukup panjang.

Menilik Sisa Kejayaan Kesultanan Banten di Keraton Kaibon

Keraton Kaibon yang menyimpan kisah kejayaan di masa Kesultanan Banten. (Foto: Cagar Budaya Nasional)

Wowsiap.com - Banten merupakan salah satu daerah yang memiliki obyek wisata sejarah yang ada di Tanah Air. Di sana, para pengunjung dapat mengunjungi sisa-sisa kejayaan Kesultanan Banten yang memiliki sejarah cukup panjang. 

Kesultanan Banten didirikan oleh Sultan Maulana Hasanuddin putra Sunan Gunung Jati pada 1550, setelah melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Padjadjaran dan Kerajaan Demak. Kesultanan ini bertahan hingga 1832, dengan sultannya Sultan Muhammad Rafi`uddin.

Adapun sisa-sisa peninggalan kesultanan ini terletak di wilayah Banten Lama, sekitar 13 kilometer dari alun-alun Kota Serang. Di kompleks ini, wisatawan dapat melihat Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Pancuran Emas, dan Masjid Agung Banten.

Keraton Surosowan adalah tempat para sultan mengendalikan pemerintahan Banten. Keraton ini dibuat oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Sedangkan, Keraton Kaibon adalah keraton yang identik dengan keibuan. Sebab, bangunan yang didirikan pada abad ke-19 itu sengaja dibuat untuk Permaisuri Aisyah, ibunda Sultan Muhammad Rafi`uddin. Rafi`uddin kala itu masih terlalu kecil untuk menggantikan ayahnya. Maka, sang ibulah yang memegang pucuk kepemimpinan. Dia memimpin dari Keraton Kaibon. Sayangnya, yang tersisa kini hanya sisa-sisa bangunan dan lantai yang terbuat dari batu kapur.

Di kompleks Banten lama juga terdapat Pancuran Emas, bangunan berupa pancuran dan bangunan kolam taman dengan bale kambang. Pancuran Emas adalah kolam pemandian raja dan keluarganya. Sayangnya kini pancuran-pancuran tersebut telah rusak. Sebab, sebagian warga telah mencabutnya. Mereka menyangka pancuran air terbuat dari emas.

Tak jauh dari Keraton Surosowan, terdapat Masjid Agung Banten. Masjid ini dibangun oleh Sultan Maulana Yusuf, putra Sultan Maulana Hasanuddin, yang bertahta pada 1560-1570. Tempat ibadah umat Islam ini didirikan dengan gaya arsitektur Timur Tengah dan pembangunannya dibantu arsitek asal Mongolia, Cek Ban Cut. Di masjid yang dahulunya dijadikan pusat pengembangan agama Islam ini, para pengunjung bisa melongok makam keluarga Sultan Banten.

Di depan masjid itu terdapat menara yang dibangun 66 tahun setelah masjid berdiri. Dari menara bergaya Eropa yang tingginya 30 meter, para peziarah dan wisatawan dapat melihat keindahan alam sekitarnya. Laut Jawa, bekas reruntuhan Kesultanan Banten, 

Pelabuhan Karangantu yang pada abad ke-16 menjadi pusat niaga yang didatangi pedagang dari mancanegara dapat terlihat dari sana. Menara yang terletak di sebelah timur masjid dan juga berfungsi sebagai mercusuar itu didirikan pada 1620, di era pemerintahan Sultan Abu al Mafair.

Cukup menarik dan menggugah rasa ingin tahu, bukan? Oleh karena itu, menghabiskan waktu liburan di tempat ini akan membawa imajinasimu ke masa silam.

Banten kesultanan keraton sisa peninggalan sultan