Studi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah menonton televisi, semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung koroner
Ilustrasi penyakit jantung (Foto: ist)
“Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menonton TV harus diakui sebagai target perilaku utama untuk pencegahan penyakit jantung koroner, terlepas dari kerentanan genetik dan penanda risiko tradisional,” kata Dr. Youngwon Kim, asisten profesor di Universitas Hong Kong, dikuti dari dna, Rabu (13/7/2022).
"Tingkat penanda risiko kardiometabolik yang tidak menguntungkan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung koroner," tambahnya.
Studi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah menonton televisi, semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung koroner. Ini mencakup beberapa faktor lain termasuk usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, diet, indeks massa tubuh, dan aktivitas fisik.
Laporan Kim dan rekan menunjukkan bagaimana mereka menggunakan data dari 373.026 orang kulit putih Inggris berusia 40-69 yang merupakan bagian dari upaya yang dikenal sebagai studi Biobank Inggris.
Dibandingkan dengan orang yang menonton TV empat jam atau lebih sehari, mereka yang menonton satu jam atau kurang memiliki risiko 16% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner, sedangkan bagi mereka yang menonton dua hingga tiga jam sehari, risikonya adalah 6% lebih rendah.