Rusia menuduh Barat mengobarkan perang proksi melawannya dengan memukul ekonominya dengan sanksi dan meningkatkan pasokan senjata canggih ke Ukraina
Presiden Vladimir Putin (Foto: AP/Sergey Guneev)
Dalam pidato hawkish kepada para pemimpin parlemen selama lebih dari empat bulan perang, Putin mengatakan prospek negosiasi apa pun akan semakin redup semakin lama konflik berlarut-larut.
"Hari ini kami mendengar bahwa mereka ingin mengalahkan kami di medan perang. Apa yang bisa Anda katakan, biarkan mereka mencoba," katanya, dikutip dari dna, Jumat (8/7/2022).
"Kami telah mendengar berkali-kali bahwa Barat ingin melawan kami sampai Ukraina terakhir. Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tetapi tampaknya semuanya menuju ke arah ini," tambahnya.
Rusia menuduh Barat mengobarkan perang proksi melawannya dengan memukul ekonominya dengan sanksi dan meningkatkan pasokan senjata canggih ke Ukraina. Tetapi sambil membual bahwa Rusia baru saja melangkah, Putin juga merujuk pada kemungkinan negosiasi.
"Semua orang harus tahu bahwa, pada umumnya, kami belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh," katanya.
"Pada saat yang sama, kami tidak menolak pembicaraan damai. Tetapi mereka yang menolaknya harus tahu bahwa semakin jauh, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kami," imbuhnya.
Itu adalah referensi pertama untuk diplomasi dalam beberapa minggu setelah pernyataan berulang dari Moskow bahwa negosiasi dengan Kyiv telah gagal total.
Sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah merebut sebagian besar negara itu, termasuk menyelesaikan perebutan wilayah timur Luhansk Minggu lalu.
Prospek kompromi tampak jauh ketika Ukraina, yang didorong oleh dukungan Barat dan kerugian besar yang ditimbulkan pada lawannya baik dari segi personel maupun peralatan, telah berbicara tentang mengusir Rusia dari semua wilayah yang telah direbutnya.
Putin mengatakan jelas bahwa sanksi Barat menciptakan kesulitan, "tetapi sama sekali tidak seperti yang diharapkan oleh para penggagas serangan ekonomi terhadap Rusia."