Tingginya kebutuhan gula di dalam negeri, diharapkan mampu memacu produktivitas petani tebu, sekaligus kesejahteraan mereka.
Ketua DPR RI Puan Maharani. (Biro Pemberitaan DPR RI)
“Tidak hanya kuantitas dan kualitas tebu hasil kerja petani yang meningkat, namun kesejahteraan petani tebu juga harus meningkat,” kata Ketua DPR RI Puan Maharani, Rabu (8/6).
Dia juga berharap, kebijakan-kebijakan pemerintah lebih berpihak bagi petani tebu sebagai pelaku utama swasembada gula. Menurutnya, pemerintah harus mengoptimalkan program peningkatan kapasitas petani guna meningkatkan produktivitas tebu dan rendemennya.
“DPR akan selalu memberi dukungan lewat fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran sesuai dengan tugas konstitusi dewan. Karenanya, harus ada langkah nyata untuk menggenjot produktivitas tebu,” ujarnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan, adalah dengan tambahan dukungan bagi daerah-daerah penghasil tebu. Antara lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
“Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan oleh petani tebu. Misalnya seperti pengadaan pupuk yang murah dan kemudahan akses pengadaan bibit maupun benih unggul,” tandasnya.
Kerugian
Dikatakan, perhatian lebih untuk petani tebu yang terus produktif, meski belakangan sering mengalami kerugian. Dimana kesejahteraan petani tebu harus dapat terjamin, agar produktivitas bahan produksi gula itu juga semakin meningkat.
“DPR mendorong realisasi peningkatan kesejahteraan petani tebu agar Indonesia bisa semakin cepat mewujudkan swasembada gula. Untuk diketahui, kebutuhan gula nasional saat ini mencapai 6 juta ton,” tegasnya.
Namun produksi gula nasional baru mencapai 2,1 juta ton. Untuk peningkatan kapasitas produksi gula, kata dia, harus diawali dengan mensejahterakan petani tebu.
“Karenanya, saya mendorong agar strategi peningkatan produktivitas tebu dilakukan secara maksimal. Mulai dari pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budidaya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA),” ucapnya.
Selain itu, antisipasi perubahan iklim, serta penetapan harga. Peningkatan produktivitas dan produksi juga harus didorong melalui investasi pembangunan pabrik gula baru.
“Lewat kemitraan yang baik antara petani dan pabrik gula, kita berharap ketergantungan terhadap gula impor bisa semakin berkurang. Saya mengingatkan pemerintah untuk melakukan pengawasan yang tegas, khususnya terkait harga pokok produksi (HPP) dan harga eceran tertinggi (HET) gula tani,” imbuhnya.