Undangan Liga Muslim Dunia kepada Ketua DPR RI Puan Maharani untuk mengunjungi Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Madinah, Arab Saudi beberapa waktu lalu, dinilai sarat dengan makna.
Direktur Pameran dan Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam Syaikh Dr. Yahya Al-Kinany menerima kunjungan Ketua DPR RI Puan Maharani. (Media Ketua DPR RI)
“Undangan tersebut adalah penghormatan dan sekaligus pengakuan terhadap Puan sebagai pemimpin bangsa,” kata Pengurus Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), KH. Marzuki Wahid, Kamis (2/6).
Menurutnya, dengan adanya undangan itu, bangsa Indonesia perlu merasa bangga. Karena hal tersebut juga merupakan penghargaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Saya mengapresiasi langkah Puan yang tetap melakukan diplomasi DPR, di sela-sela melakukan ibadah umrah. Apalagi pertemuannya dengan Liga Muslim Dunia merupakan dorongan agar pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia bisa segera selesai,” ujarnya.
Dia menambahkan, langkah Puan tersebut sangat tepat dan penting. Tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual pribadi belaka, tetapi juga menyelami dan menghayati kebutuhan masyarakat Muslim Indonesia, yang merupakan jumlah Muslim terbesar di dunia.
“Ini adalah diplomasi spiritual yang sangat menyentuh. Saya sangat mengapresiasi langkah Ketua DPR RI. Karena di sela-sela rangkaian ibadah umrahnya, beliau menyempatkan diri untuk memenuhi undangan mengunjungi Museum Nabi Muhammad SAW di Madinah,” tandasnya.
Empati
Dikatakan, Puan telah menunjukkan empati terhadap harapan umat Muslim di Indonesia mengenai kebutuhan fasilitas spiritual. Dia menganggap, empati spiritual sangat diperlukan.
“Hal itu mengingat Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Bukan karena kepentingan politik, tetapi pemenuhan hak dasar masyarakat. Dalam hal ini adalah hak spiritual masyarakat dalam beragama,” tegasnya.
Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon itu menilai, langkah yang dilakukan Puan penting ditiru pemimpin bangsa lain. Sebab, dalam keadaan apapun dan dimanapun, seorang pemimpin harus menyelami dan menghayati kebutuhan bangsa.
“Sekalipun sedang dalam rangkaian kegiatan ibadah. Saya menilai, dalam konteks ini berarti hati dan pikiran Puan adalah bangsa, dengan berbagai persoalan dan tantangan yang harus diselesaikannya,” ucap dia.
Dimana persoalan bangsa adalah konsennya yang melekat. Hal itu juga salah satu syarat untuk menjadi pemimpin besar Indonesia di masa mendatang. “Apalagi Puan juga mencoba mendalami lingkungan Masjid Nabawi yang sangat artistik, religius, dan penuh dengan kesyahduan,” imbuhnya.
Bangga
Adapun saat mengunjungi museum tersebut, Puan menyampaikan rasa bangganya. Apalagi Indonesia dipilih menjadi negara pertama di luar Arab Saudi yang akan dibangun museum.
“Karenanya, atas nama Bangsa Indonesia, kami menyampaikan ucapan terima kasih karena Indonesia dipilih sebagai negara pertama yang dibangun Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam, dari 25 negara yang mengajukan permohonan. Ini sebuah kehormatan untuk kami,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan dukungannya atas pembangunan museum dan berharap, agar pembangunannya segera rampung. “Kami berharap agar Museum Nabi Muhammad SAW di Indonesia bisa segera terbangun. Sehingga kami umat Islam yang ada di Indonesia dan dari berbagai belahan dunia lainnya, bisa mengenal dan mencintai Nabi Muhammad dengan lebih lagi,” tukasnya.
Sementara itu Syaikh Dr. Yahya Al-Kinany yang mewakili Sekjen Liga Muslim Dunia Syaikh Dr. Muhammad Abdul Karim Al-Issa, menyampaikan alasan mengapa Indonesia dipilih sebagai negara pertama yang akan didirikan museum. Sebab, Indonesia merupakan contoh dan model yang harus diketahui oleh dunia.
“Dapat hidup damai dan saling menghargai dengan berbagai ragam suku, budaya dan bahasa yang dimilikinya,” jelasnya.