Peneliti dari Stanford University mengembangkan molekul sintetis yang disebut PIP-CpG untuk menghancurkan sel kanker.
Penyebaran sel kanker.(Ilustrasi : Freepik)
Dikutip dari The Brighter Side, penelitian ini mengembangkan molekul sintetis yang merupakan kombinasi agen yang menarget tumor (PIP) dengan agen yang memicu aktivasi imun (CpG). Seperti diketahui, mengaktivasi sistem imun di titik tumor dapat menstimulasi sel-sel imun untuk menghancurkan sel-sel tumor. Strategi ini biasanya dilakukan dengan menyuntikkan agen yang menstimulasi imun langsung ke tumor.
Sayangnya, terapi ini cukup sulit diterapkan pada kasus kanker yang tumornya tak mudah diakses. Karena itu, kelompok peneliti dari Stanford University mengembangkan molekul baru yang bisa mengantarkan agen penstimulasi imun ke berbagai area tumor di dalam tubuh. Molekul baru yang menggabungkan PIP dan CpG ini dikenal sebagai PIP-CpG.
PIP-CpG dapat digunakan sebagai imunoterapi dan diberikan melalui suntikan infus. Setelah itu, PIP-CpG akan menuju ke titik-titik tumor di dalam tubuh yang membutuhkan bantuan sel imun untuk melawan kanker.
Sejauh ini, PIP-CpG baru diteliti pada hewan tikus. Berdasarkan penelitian pada tikus di laboratorium, pemberian tiga dosis imunoterapi baru dengan PIP-CpG ini dapat memperpanjang harapan hidup pada enam dari sembilan tikus yang mengidap kanker payudara agresif jenis triple negatif.
Dari keenam tikus tersebut, sebanyak tiga di antaranya berhasil sembuh dari kanker. Selain itu, tim peneliti menemukan bahwa pemberian satu dosis PIP-CpG bisa memicu regresi tumor menyeluruh pada lima dari sepuluh tikus.
Selain pada tikus yang mengidap kanker payudara triple negatif, tim peneliti juga memberikan imunoterapi bar ini pada tikus dengan kanker pankreas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, molekul sintetis PIP-CpG juga dapat memberikan hasil yang serupa pada tikus dengan kanker pankreas.
Temuan dalam studi ini akan dipublikasikan secara daring melalui jurnal Cell Chemical Biology. Pengembangan imunoterapi baru dengan PIP-CpG ini sebenarnya didasarkan pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh tim peneliti lain dari University of Stanford.
Dalam studi tersebut, tim peneliti memberikan CpG dan agen pengaktivasi imun lain melalui suntikan langsung ke titik tumor. Studi tersebut menunjukkan bahwa kombinasi tersebut dapat mengeradikasi tumor pada tikus. Temuan ini sedang memasuki tahap uji klinis pada pasien limfoma non Hodgkin.
Tapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah PIP-CpG tersebut siap untuk diujikan pada manusia. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memperhitungkan kapan PIP-CpG bisa diujikan pada manusia.***