Wakil Bupati (Wabup) Lebak Ade Sumardi meminta para perajin gula aren untuk meningkatkan kualitas produksi agar mampu bersaing di pasar domestik dan mancanegara pasca pandemi.
Wabup Ade Minta Perajin Gula Aren Tingkatkan Kualitas Produksi
Hal itu dikatakan Wabup Ade, saat meninjau produksi aneka makanan di Gallery Sentral Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (29/5/2022)
“Kita merasa bangga produk gula aren yang berkembang di desa-desa menembus pasar ekspor,” kata Wabup Ade.
Wabup Ade mengatakan pemerintah daerah mendorong perajin gula aren memiliki kualitas produk sehingga permintaan pasar ekspor meningkat.
Saat ini, kata dia, produk gula aren di desa-desa dengan menggunakan peralatan tradisional banyak diminati pasar domestik hingga mancanegara. Karena itu, pihaknya meminta produk gula aren terus ditingkatkan kualitasnya, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Lebak.
“Kami meyakini produk kerajinan gula aren itu dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat mengatasi kemiskinan juga pengangguran,” katanya.
Dikatakan Wabup Ade, selama ini produksi gula aren di Kabupaten Lebak terbesar di Provinsi Banten hingga mencapai ribuan ton per bulan. Bahkan, produksi gula aren menjadi andalan ekonomi masyarakat di desa-desa.
Keunggulan gula aren di daerah ini cukup alami dan masuk kategori organik karena perkebunan aren milik petani tidak terpapar pupuk kimia.
Lokasi perkebunan aren di kawasan pegunungan dan perbukitan yang tersebar di Kecamatan Sobang, Cijaku, Cigemblong, Cihara, Malingping, Panggarangan, Bayah, Cilograng, Cibeber, Leuwidamar, Cirinten, Muncang, dan Lebak Gedong, dengan lahan perkebunan pohon nira seluas 170 hektare dengan jumlah petani 148 orang.
Mengacu dari data produsen gula aren di Kabupaten Lebak tercatat 5.815 unit, dengan omzet hingga menembus Rp96,65 miliar per tahun.
Pemerintah daerah secara bertahap memberikan sertifikasi halal dan sertifikasi organik untuk perajin guna menembus pasar nasional hingga ekspor. “Dengan sertifikasi itu dipastikan permintaan pasar cenderung meningkat,” katanya.
Wabup Ade menjelaskan produksi gula aren di Kabupaten Lebak dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar dalam bentuk cetak yang dikenal gula aren cetak dan bubuk yang disebut gula aren semut.
Pemerintah daerah terus membina pelaku usaha gula aren agar tumbuh dan berkembang karena memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat setempat. Produksi gula aren Kabupaten Lebak kebanyakan bahan baku pemanis, antara lain untuk campuran minuman, makanan, aneka kuliner, dan sirup.
“Kami berkomitmen untuk membina dan memfasilitasi pasar agar gula aren bisa bersaing di pasar domestik dan mancanegara,” pungkasnya.