Ada potensi ancaman supply pangan global yang cukup serius dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini mengingat adanya pelarangan ekspor gandum India dan gangguan supply akibat perang Rusia-Ukraina.
Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin. (Bagian Pemberitaan dan Media DPD RI)
“Hal ini mengingat adanya pelarangan ekspor gandum India dan gangguan supply akibat perang Rusia-Ukraina,” kata Wakil Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin di Jakarta, Selasa (17/5).
Hal itu menyebabkan inflasi bahan pangan, yang merupakan olahan tepung gandum di banyak negara pengimpor seperti Indonesia. Dia juga melihat ada potensi ancaman supply pangan global yang cukup serius dalam beberapa tahun mendatang.
“Dalam posisi geografisnya yang ideal, sudah saatnya Indonesia menjadi pemain utama produksi dan supply pangan dunia. Ancaman produksi dan supply pangan global tidak hanya diakibatkan oleh konflik politik dan ekonomi antar negara,” ujarnya.
Namun juga diperpanjang oleh fenomena perubahan iklim. Gejala pemanasan global itulah yang menyebabkan produksi minyak nabati kedelai di Amerika latin menurun drastis.
“Sehingga menyebabkan permintaan minyak sawit atau CPO global meningkatkan saat ini. Kasus peningkatan harga minyak nabati di pasar global saat ini merupakan alarm bagi pemerintah,” tandasnya.
Diversifikasi
Diversifikasi bahan pangan yang rawan terganggu akibat kerentanan geopolitik dan geoekonomi, adalah strategi kunci bagi setiap negara. Indonesia beruntung menjadi sedikit negara tropis yang menjadi harapan supply pangan, energi dan air dunia di masa depan.
“Meski demikian, kelebihan geografis dan peluang agribisnis yang potensial ini tidak akan banyak membantu dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional. Khususnya jika pemerintah tidak serius mendorong agenda diversifikasi pangan,” tegasnya.
Menghindari ketergantungan terhadap bahan pangan impor seperti gandum, harus segera diatasi dengan substitusi bahan pangan lainnya. Khususnya yang potensial di dalam negeri, seperti sorgum.
“Kita memiliki banyak jenis serelia yang legendaris dan merupakan produk pangan andalan masyarakat Nusantara di masa lalu. Hal itu bisa mendorong pengembangan industri pangan berbasis diversifikasi secara intensif dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, sorgum adalah tanaman pangan yang mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan. Terutama bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya.
“Serta dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah. Untuk itu, sorgum dapat dikembangkan. Terutama untuk menunjang upaya-upaya pemerintah dalam pelestarian swasembada pangan, khususnya beras di Indonesia,” tukasnya.
Namun di Indonesia, pemanfaat sorgum sebagai sumber karbohidrat masih minim. Hal ini terjadi karena berbagai hambatan. Baik dari segi pemahaman akan manfaat sorgum, maupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya.