Indonesia Butuhkan Pemimpin yang Bisa Menavigasi di Tengah Badai

Akibat janji-janji palsu pemilu, banyak program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan dan menjadi prioritas. Sehingga, pemerintah saat ini menghadapi kebingungan untuk mencari solusi keluar dari krisis.

Indonesia Butuhkan Pemimpin yang Bisa Menavigasi di Tengah Badai

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta. (Gelora Media Center)

Wowsiap.com - Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan yang bisa menavigasi kapal di tengah badai. Sebab, ternyata semua janji-janji pemilu adalah janji-janji palsu yang sekedar diucapkan.

“Tapi terasa begitu sulit dijalani dan semua seperti tidak ada yang relevan dengan situasi sekarang,” kata Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta di Makassar, kemarin.

Hal itu disampaikannya saat Konsolidasi Pemenangan Partai Gelora Sulawesi Selatan (Sulsel). Menurutnya, Indonesia saat ini menghadapi lima tantangan besar.

“Sehingga dibutuhkan terobosan besar dalam hal kepemimpinan. Yakni pemimpin yang mampu menavigasi kapal di tengah badai krisis sistemik saat ini,” ujarnya.

Adapun tantangan besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah masalah perubahan iklim; perubahan geopolitik dunia dan krisis ekonomi. Kemudian, tidak ada elit yang memahami kompleksitas krisis dan potensi terjadinya revolusi sosial.

“Ini sebenarnya menjelaskan, kenapa Indonesia harus menjadi kekuatan lima besar dunia. Karena untuk memimpin negara sebesar Indonesia, diperlukan pemikiran baru, dan wawasan baru, bukan janji-janji palsu,” tandasnya.

Akibat janji-janji palsu pemilu itu, kata dia, banyak program pembangunan yang tidak bisa dilaksanakan dan menjadi prioritas. Sehingga, pemerintah saat ini menghadapi kebingungan untuk mencari solusi keluar dari krisis.

“Masyarakat akan semakin tidak percaya kepada para elit dan para pemimpinnya. Karena itu, demo yang kita saksikan di awal Ramadan kemarin, akan terus terjadi di hari-hari akan datang,” tegasnya.

Mengingatkan
Sebab, krisis ekonomi sudah masuk dan rutenya sekarang menuju ke tahapan revolusi sosial. Dia mengungkapkan, sudah mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal krisis sistemik ini.

“Dimana periode kedua pemerintahanya hingga berakhir masa jabatannya, bakal dilanda krisis. Sehingga Jokowi perlu memilih dan menata ulang agenda-agenda prioritasnya,” ucap dia.

Dikatakan, krisis sistemik itu mirip orang tua yang penyakitnya sudah terlalu banyak. Dimana ada gula, kolesterol dan tensi.

“Dikasih obat, ini sembuh, tapi muncul penyakit yang lain. Ada saja kontradiksinya. Makanya, kita harus berpikir terbalik, karena krisis pada dasarnya sebagai peluang,” imbuhnya.

Selain itu, partai-partai politik lama juga tidak punya solusi atas lima tantangan besar Indonesia. Karena hanya berpikir bagaimana bisa mempertahankan kekuasaan dengan meraup suara sebanyak-banyaknya.

“Tidak ada elit dan partai-partai yang mampu menjawab apa yang diperlukan Indonesia. Ini akan menjadi peluang Partai Gelora untuk menang besar. Kita punya terobosan besar dalam kemenangan, Insya Allah,” tukasnya.

 

janji pemilu pembangunan pemerintah krisis